Wapres JK: Kalau Mau Bikin Pariwisata, Bikin yang ‘Wah’
Foto : arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kepada Menteri Pariwisata Arif Yahya, Senin (6/3/2017).
JAKARTA, headlinejabar.com
Destinasi pariwisata harus memiliki daya pukau yang kuat untuk menarik minat wisatawan, begitulah arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kepada Menteri Pariwisata Arif Yahya, Senin (6/3/2017).
“Kalau mau ini (pariwisata) dihebatkan, bikinlah banyak ‘wah’, danaunya ‘wah’, volcano-nya ‘wah’, pemandangan indahnya ‘wah’. Jadi mesti banyak ‘wah’. Intinya begitu,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memimpin rapat koordinasi Pembangunan Pariwisata Indonesia di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara.
Daya pukau, lanjut Wapres, dapat dibuat dengan banyak hal, salah satunya adalah legenda. Dengan membaca legenda, turis tertarik untuk mendatangi objek wisata. Kemudian Wapres mencontohkan situs wisata yang sempat dikunjungi Wapres dalam lawatannya tahun lalu ke Lima, Peru, Machu Picchu, yang menawarkan legenda untuk memikat wisatawan.
“Turis butuh legenda, ini masing-masing apa legendanya Toba, apa legendanya Borobudur,” ujar Wapres.
Arahan Wapres tersebut menanggapi paparan Menteri Pariwisata Arief Yahya, tentang progress program percepatan pembangunan pariwisata Indonesia di 3 (tiga) destinasi prioritas dan hasil kerjasama penelitian dengan World Bank termasuk tag line bagi destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan. Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan 10 (sepuluh) destinasi pariwisata, dengan 3 (tiga) destinasi pariwisata prioritas yaitu, Danau Toba, Mandalika-Lombok, dan Borobudur.
“Danau Toba itu tagline-nya The World Super Volcano Geopark, masuk ke Lombok password-nya Best Halal Tourism, dan Borobudur Cultural Masterpiece”, ujar Arief.
Selanjutnya Wapres berpesan agar arti halal diperluas dan tidak hanya terbatas pada minuman alkohol dan makanan halal, tetapi juga mencakup hal-hal terkait kebersihan dan keramahan. Saat ini Jepang sangat gencar mempromosikan turis halal. Namun, dengan keunggulan yang dimiliki Jepang dalam hal kebersihan dan disiplin, masalah kebersihan akan menjadi tantangan besar bagi pariwisata Indonesia.
“Seindah apa pun kita, kalau tidak bersih tidak akan (bisa),” kata Wapres mengingatkan.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, mengakui bahwa perkembangan terakhir 3 (tiga) destinasi pariwisata prioritas plus Tana Toraja masih menghadapi kendala yang harus segera dituntaskan untuk mencapai target.
“Kami akan push supaya betul-betul ini (destinasi wisata prioritas) pada Oktober 2018 sudah bisa dijual,” ujarnya.
Wapres pun menekankan, hal pertama yang penting dalam pengembangan pariwisata adalah mengetahui apa yang menjadi selera atau pandangan yang baik menurut turis.
“Turis adalah tamu, sehingga diperlukan studi untuk menampung pandangan-pandangan mereka, khususnya turis international,” tutur Wapres.
Selain Menteri Pariwisata, hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Country Director World Bank di Indonesia, Rodrigo Chaves.
Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi DaerahSyahrul Udjud, serta Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi dan M. Ikhsan.
REPORTER : YUSUF STEFANUS
EDITOR : DICKY ZULKIFLY