‘Om Peuyeum Bendul Om’ Cara Kang Dedi Promosikan Makanan Khas
Foto : Bupati Dedi mempromosikan Peuyeum Bendul beserta para pedagang di Bendul, Sukatani Purwakarta, Jawa Barat, Senin (26/12/2016).
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memanfaatkan demam “om telolet om” untuk mempromosikan makanan khas wilayahnya. Salah satu yang terpantau, Bupati Dedi mempromosikan Peuyeum Bendul beserta para pedagang di Bendul, Sukatani Purwakarta, Jawa Barat, Senin (26/12/2016).
Sambil memegang kertas bertuliskan “om peuyeum om” dan “om peuyeum bendul om”, bupati yang akrab disapa Kang Dedi tersebut bersama para pedagang tape menyapa bus-bus di sepanjang Jalan Raya Purwakarta-Padalarang.
Lalu lintas di sepanjang jalan ini memang terlihat ramai sejak ditemukan retakan di Jembatan Cisomang Tol Cipularang, pengalihan arus lalu lintas memaksa bus-bus yang biasa menggunakan akses tol tersebut terpaksa menggunakan jalur lama sebelum tol tersebut digunakan.
“Ya bantu-bantu promosikan peuyeum, lalu lintas disini kan jadi ramai kembali karena pengguna jalan menggunakan jalur lama,” kata Dedi.
Salah seorang penjual peuyeum bendul Hadi (35) merasakan berkah pengalihan arus lalu lintas tersebut. Ia yang sehari-hari hanya mampu menjual sekitar 70 – 80 Kg tape setiap hari, sejak lalu lintas di depan toko tapenya ramai mampu menjual sampai 100 Kg tape setiap harinya.
“Sejak Jembatan Cisomang retak jadi banyak yang mampir ke toko Pak, dari Jambi dan Lampung pun tadi pagi sempat mampir memborong tape saya. Alhamdulillah omset naik sejak lalu lintas ini ramai lagi, bisa 100 Kg sehari sekarang mah,” jelas Hadi.
Kepala Desa Sukatani Asep Sumarna yang juga hadir dalam acara promosi yang dilakukan secara spontan ini menuturkan di daerahnya terdapat 171 perajin tape atau “peuyeum” yang menggantungkan hidupnya dari berjualan tape di ruas Jalan Purwakarta – Padalarang ini.
Menurut dia, dalam rangka meningkatkan penjualan, sesuai instruksi Bupati Purwakarta, pihaknya segera melakukan penataan baik dari segi pengelolaan bahan dasar singkong menjadi tape maupun dari segi infrastruktur toko milik para penjual.
“Pengelolaan tape di kita masih tradisional, tetapi ini bagus untuk meningkatkan kunjungan wisata dan meningkatkan omset, ke depan sesuai perintah Pak Bupati, kami melakukan penataan manajemen nya mulai dari pengelolaan sampai bangunan toko milik para penjual tape,” tandasnya.
Editor : Dicky Zulkifly