Komunitas Reptil Purwakarta Kenalkan Jenis-jenis Hewan
Foto : Komunitas Reptil Purwakarta Kenalkan Jenis-jenis Hewan
PURWAKARTA, Headlinejabar.com
Komunitas Nax Reptil Indonesia Kabupaten Purwakarta rutin menggelar pengenalan terhadap hewan berjenis reptil pada masyarakat yang diselenggarakan setiap hari minggu di Taman Sri Baduga. Kegiatan tersebut juga memberikan edukasi berupa perawatan untuk reptil.
Raynanda Gumilang ketua Komunitas Natrix reptiler indonesia regional purwakarta mengatakan, untuk perawatan ular tidak memerlukan pencahayaan khusus.
“Kalau memelihara ular, pastikan suhu kandangnya mendapatkan pencahayaan kondisi siang dan malam. 12 jam siang, dan 12 jam malam. Terlalu banyak cahaya saat malam hari untuk jenis nocturnal bisa menyebabkan stress, baiknya menggunakan lampu khusus untuk reptil nocturnal,” terang dia saat dikonfirmasi wartawan.
Ia juga mengatakan, untuk makanan ular sendiri terbilang gampang, bisa dengan memberikan makan tikus untuk ular dan perhatikan berat pakan yang akan diberikan untuk ular tersebut.
“Biasanya bila ukuran pakan terlalu besar, ular akan memuntahkan makanannya. Jumlah makanan pun jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jumlah pakan yang ideal adalah 10 persen berat dari berat total ular tersebut. tapi pemberian pakan harus dikurangi seiring dengan pertumbuhan ular. Untuk bayi ular bisa 4 sampai 7 hari sekali, sedangkan untuk ular dewasa pemberian makan bisa 2 sampai 4 minggu sekali. Idealnya, pemberian makan dilakukan 2 hari setelah ular buang kotoran. Kalau ular sudah makan, jangan dipegang karena akan memuntahkan makanannya lagi,” papar dia.
Dia juga mengatakan, selama memelihara ular dirinya pernah digigit oleh ular yang dimilikinya ketika ular tersebut belum jinak.
“Kalau digigit ular pernah merasakan, itu juga sewaktu ularnya belum jadi jinak dan ularnya tidak begitu beracun, jadi pengalaman saja,” terang dia.
Dijelaskannya tujuan komunitas reptil sendiri untuk memberikan pemahaman tentang reptil juga habitatnya sehingga masyarakat tak langsung main bunuh apabila ketika menemnukan reptil sekalipun yang berbahaya.
“Tujuan komunitas memberikan edukasi secara langsung kepad masyarakat, melindungi habitat reptil yang ada di sekitar dan melakukan penelitian tentang reptil,” tutur Ray.
komunitas Reptil ini, kata Ray, sering juga diundang untuk edukasi ke sekolah dan desa desa.
“Setiap minggunya juga selalu ada gathering di situbuleud dengan komunitas pecinta reptil lainnya. untuk lebih meningkatkan solidaritas tentang kecintaan terhadap reptil,” terangnya.
Lebih lanjut Ray mengatakan, untuk acara mingguan tersebut masih berfokus pada pengenalan reptil, dan juga atraksi ular dan atraksi lainnya.
“Di acara mingguan itu, kami masih memberikan pemahaman langsung ke masyarakat sekitar tentang reptil, seperti melindungi habitatnya, tak membunuh kalau reptil tersebut tak membahayakan. jadi praktisnya kita jabarkan mengenai pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan reptil,” jelasnya.
Ia juga berharap dari kegiatan tersebut masyarakat bisa lebih tahu tentang jenis reptil yang berbahaya juga cara menanganinya.
“harapannya masyarakat tahu jenis reptil yang berbahaya, baik itu dari jenis ular ataupun yang lainnya. juga cara menangani reptil, sehingga kalau nanti masyarakat menemukan tidak langsung membunuhnya,” tutup dia.(lan/dik)