Kolam Cijanun Purwakarta, Wisata Tanpa Banderolan Harga

Foto : Wisata kolam pemandian ini berlokasi di dataran tinggi kawasan Gunung Burangrang, Kampung Cijanun dan Lembang Sari Desa Cipeundeuy Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

BERWISATA di keramaian kota sudah terlalu mainstream. Pun halnya, mengeluarkan ongkos wisata mahal perlu dipikir ulang berkali-kali. Untuk memuaskan hasrat wisata tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Simpan saja dana yang ada untuk keperluan yang lebih penting dan wajib.

Anda kenal Purwakarta? Apa yang pertama dibayangkan saat mendengar nama kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat ini. Sate Maranggi, Taman Air Mancur Sri Baduga (Situ Buleud), atau daerah yang konsen dengan konsepsi pembangunan berbasis kearifan lokal.

Terlepas dari banyak hal yang terbayang di benak. Namun, Purwakarta menyimpan berbagai destinasi wisata yang patut Anda coba. Satu di antaranya, wisata alam memuaskan tanpa banderolan harga alias gratis.

Adalah kolam mata air Cijanun. Terletak di dataran tinggi kawasan Gunung Burangrang, Kampung Cijanun dan Lembang Sari Desa Cipeundeuy Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 

Baca Juga  Perbanyak Wisata Halal, Pemkab Purwakarta Sasar Wisman Timur Tengah

Tempat ini mulai menjadi primadona, sasaran wisatawan Jawa Barat. Warga dari berbagai penjuru Kota Bandung Kabupaten Bandung Barat, Karawang hingga Kabupaten Subang sudah mencoba segarnya air Cijanun.

Cijanun mulanya hanya sumber mata air terbesar di Purwakarta yang sejak puluhan tahun memasok keperluan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Purwakarta dalam mengolah air bersih.

Namun, keberadaannya tak lagi hanya memenuhi hajat komersial. Kolam Cijanun kini dibuka untuk umum, gratis. Kolam mata air Cijanun berukuran lebih kurang 15×6 meter dengan kedalaman sampai 3 meter.

Foto : Wisata kolam pemandian ini berlokasi di dataran tinggi kawasan Gunung Burangrang, Kampung Cijanun dan Lembang Sari Desa Cipeundeuy Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Sejauh ini, untuk menikmati air Cijanun masih diberlakukan tanpa pungutan. Namun, bukan berarti Anda bisa bertingkah seenaknya di tempat ini. Kita harus menjaga agar tempat ini tetap asri dengan cara menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan.

Baca Juga  Ini Rangkaian Kegiatan Hari Jadi Purwakarta ke-188/51

Kolam Cijanun dibangun atas  kesadaran warga setempat terhadap potensi yang ada. Mereka mengembangkan kolam pemandian itu hingga lebih menarik sehingga mengundang wisatawan untuk datang.

Anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Aliran air Cijanun tak pernah surut meski di musim kemarau sekalipun. Ditambah lagi, kejernihan air khas pegunungan yang belum terkontaminasi.

Debit air yang deras, dialirkan melalui pipa yang sedikit disumbat dengan plastik ukuran persegi, sehingga aliran air membuncah membentuk lingkaran air mancur yang deras. Saat ini baru terdapat satu kolam pemandian saja. Namun, warga mulai membangun beberapa kolam lain.

Warung-warung kopi, gorengan, makanan khas Sunda seperti lotek dan karedok mereka jual di pinggiran kolam. Mereka juga menawarkan nasi liwet untuk para pengunjung.

Baca Juga  Datang dan Saksikan Pertunjukan Air Mancur Sri Baduga 5 & 12 Agustus 2023, Gratis!

Meski berada di pelosok dan pegunungan Purwakarta, akses jalan menuju kampung itu terbilang mulus. Di lokasi, tidak ada tiket yang wajib dibayar. Hanya bayar parkir kendaraan seikhlasnya.

Selain tempat wisata, potensi penyerapan air Cijanun mengaliri ratusan sawah milik warga sekitar. Musim kemarau tak mempengaruhi derasnya air jernih yang mengalir dari mata air tersebut.

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Lembang Sari Desa Cipeundeuy Yusup menuturkan, blok Lembang Sari potensial dijadikan objek wisata alam. Selain ketersediaan air, terdapat lahan tanah produktif milik Desa Cipeundeuy yang seluasnya mencapai dua hektar lebih.

“Nah, tanah aset desa seluas itu, jika diberdayakan dan dikelola untuk dijadikan obyek wisata alam, maka manfaatnya akan banyak dirasakan,” ujar Yusup saat di temui di lokasi Lembang Sari, belum lama ini.

Dicky Zulkifly