Diorama Purwakarta Bikin Rombongan Provinsi Riau Takjub

Foto : Rombongan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa museum digital di Purwakarta.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Rombongan Dinas Kebudayaan Provinsi Riau menyempatkan diri untuk berkunjung ke beberapa museum digital di Purwakarta. Diantaranya, Diorama Panyawangan Tatar Sunda, Diorama Nusantara, Museum Wayang dan Diorama Indung Rahayu.

Kunjungan tersebut dilaksanakan usai bertatap muka dengan jajaran Diskominfo Purwakarta, Kamis (29/3/2018).

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yose Rizal tampak geleng-geleng kepala melihat tampilan berbagai museum tersebut. Dia dan rombongan mengaku takjub atas capaian pembangunan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Baca Juga  Camping Ground Parang Gombong Sukasari Mulai Dikaji

Pasalnya, data sejarah yang biasanya membosankan dibuat atraktif dan menyenangkan di museum tersebut. Sehingga, bukan saja aspek kebudayaan dan pariwisata yang diperoleh, melainkan juga nilai edukasi.

“Ini mengubah mind set orang untuk belajar sejarah, tadinya membosankan bisa jadi menyenangkan begini. Ini bentuk digitalisasi arsip yang sangat menyegarkan,” katanya di Diorama Tatar Sunda, Jalan KK Singawinata, Purwakarta.

Setelah selesai berkeliling, rombongan menuju Diorama Nusantara yang berada di samping Diorama Tatar Sunda. Ketakjuban Yose dan rombongan semakin menjadi saat melihat periodesasi sejarah disajikan dengan sangat apik.

Baca Juga  Harapan PJT II Jatiluhur di 2019 Kembangkan Wisata Edukatif

“Luar biasa ya, saya kira semua orang harus melihat ke sini, ke semua museum ini. Semua orang harus sadar pada sejarah bangsanya,” ucapnya.

Sumbang Saran

Sebelum bertolak kembali ke Riau, Yose memberikan saran kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Purwakarta. Dia mengatakan perlu penegasan di Diorama Nusantara tentang daerah yang menjadi pusat kerajaan Hindu pada masa lalu.

“Oh iya, ini di bagian kerajaan Hindu mungkin bagus jika ditambahkan pusat kerajaan dan nama daerahnya,” katanya.

Baca Juga  Mampir Dulu, Ada Maranggi di KM72 A Arah Bandung

Selain itu, Yose memberikan masukan agar disediakan alat khusus dengan huruf braille agar penyandang tunanetra pun dapat belajar sejarah dengan baik.

“Semua sudah sangat komplit sekali, tetapi bisa disediakan juga alat khusus untuk huruf braille, agar saudara tunanetra kita bisa mengetahui data sejarah,” ujarnya.

Saran dan masukan tersebut diterima dengan baik oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Purwakarta, Nina Meinawati. Dia mengatakan segera berkoordinasi untuk mewujudkan sumbang saran tersebut.

“Iya saya terima kasih sekali sudah diingatkan. Kami segera berkoordinasi,” pungkasnya.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY