“Dijaga, diriksa, dipiara“, “prok, prek, prak“. Kata-kata yang sering ditemukan dalam keseharian orang Sunda ini, keluar saat headlinejabar.com, masuk pada ranah perbincangan seputar apa saja karya-karya yang selesai dibangun di bawah tanggung jawab Kang Ruslan.
Sejak mengawali pengabdiannya pada Oktober 1978, Ruslan kini menjadi saksi daerahnya sukses menjadi sorotan atas kinerja pemerintahan yang baik di Purwakarta.
Beberapa karya pembangunan selesai di bawah kendali Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Purwakarta.
– Simbol daerah Gapura Indung Rahayu – Taman Kompleks Perkantoran Pemkab Purwakarta – Taman kantor lembaga, dinas, badan, sekolah dan instansi pemerintah – Taman Pancawarna – Taman tematik alun-alun Kiansantang Purwakarta – Taman Mayadatar – Taman Surawisesa – Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta – Taman-taman tematik perkotaan – Situ Wanayasa – Objek wisata edukasi TPA sampah Cikolotok
Serta beberapa objek pembangunan yang sudah diselesaikan Pemkab Purwakarta di wilayah kebersihan, pertamanan dan penerangan PJU. Kesemuanya diharapkan tetap dijaga oleh masyarakat dan menjadi kebanggaan.
Beberapa objek daerah yang sebelumnya tak jadi kebanggaan, kini menjadi tujuan yang diantre puluhan ribu pengunjung. Situ Buleud Purwakarta, kini disulap jadi objek wisata nasional sebagai taman air mancur terbesar se-Asia Tenggara.
Untuk mendedikasikan sebuah nilai budaya dan kearifan lokal, nama Situ Buleud disempurnakan jadi Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud Purwakarta.
“Ide pemerintah itu lahir dan dituangkan, menjadi ide-ide kebijakan pimpinan, dan program Purwakarta. Semua kesuksesan yang ada merupakan dedikasi kinerja dari kepemimpinan yang ada di Purwakarta,” terang Ruslan.
Ruslan memandang, kesuskesan organisasi pemerintah bukan dari satu orang saja. Namun dalam organisasi penting mengedepankan peran leadership.
“Tugas kami di dinas bukan hanya melaksanakan kegiatan, melainkan menjaga atau ngariksa, miara, apa yang sudah jadi karya daerah. Saya di DKP sering mengajarkan seluruh staf untuk allout dalam merencanakan kemajuan yang lebih baik untuk Purwakarta ke depan,” papar dia.
Saat ini tugas-tugas masyarakat tak lain menjaga dan menyayang apa yang ada di daerahnya. Menurut Ruslan, siapa yang akan membanggakan dan memajukan daerahnya, selain putra-puteri serta masyarakat di dalamnya.
“Prinsip saya semua yang ada mesti dijaga, diriksa, dipiara. Dan rumus dalam bekerja mesti prok, prek, prak. Artinya tidak menunggu perintah, tak melihat ini wewenang siapa, siapa yang bisa kerjakan. Rumusan ini sukses membantu pembangunan Purwakarta Istimewa,” terang Ruslan.
Kebanyakan publik menginginkan Kang Ruslan tetap duduk di kursi pemerintahan, meski waktu pensiun datang.
“Semua hal itu dibiarkan tumbuh, mengalir, sebagaimana realita, seperti yang seharusnya, sebagaimana anak panah yang lepas dari busurnya, akan menuju arah,” papar pria yang juga ahli dalam berpuisi ini, menjawab dengan prinsip hidupnya.