Inilah… Maestro Wayang Golek Purwakarta

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Saat kecil, Abah Jani sempat meminta wayang golek Si Cepot kepada kakeknya tetapi harus kandas karena penolakan Sang Kakek. Kemudian Abah Jani disuruh membuat sendiri wayang golek favoritnya tersebut oleh kakeknya itu. Jani kecil dengan telaten menyerut sebongkah kayu untuk disulap menjadi Si Cepot. Walaupun dahulu wayang golek Si Cepot Abah Jani belum sempurna. Tetapi tidak hari ini, buah karya pengrajin wayang asal Sukatani Purwakarta ini bukan saja diakui di Jawa Barat melainkan juga di Taman Nusa Gianyar Bali.

Ditemui di Bale Maya Datar Sabtu (18/6/2016) Abah Jani menceritakan kisah perjuangan hidupnya belajar membuat wayang. Dia rela berangkat ke Bogor untuk menggali pengetahuan tentang wayang kepada para dalang yang ada disana, hingga pada akhir Tahun 1980 dirinya bertemu dengan Dalang Ahim, seorang dalang sepuh yang kepadanya dia belajar tentang wayang. 

Baca Juga  Mengenal Lebih Dekat Sosok Wakil Bupati Purwakarta, Dadan Koswara

“Alhamdulillah setelah lama belajar, akhirnya Abah dipercaya membuat tokoh-tokoh wayang dari kayu untuk digunakan dalam pertunjukan Dalang Ahim. Terakhir kali Abah membuat wayang untuk dalang di Jawa Barat yaitu untuk dalang Asep Sunarya,” kenang Abah Jani.

Dedikasi Abah Jani akhirnya mengantarkan dia ke Taman Nusa Gianyar Bali, disana dia diminta untuk membuat wayang golek untuk dipamerkan di etalase-etalase Taman juga untuk dipamerkan saat ada event atau festival di Taman tersebut. “Tiga tahun Abah ada di Bali, kerjanya sama bikin wayang golek. Disana sering ada festival, wayang buatan Abah pun ikut dipamerkan,” jelas pria berusia 54 tahun ini.

Baca Juga  Bupati Purwakarta Bantu Pasangan Renta Kesulitan Air

Abah Jani kembali ke Purwakarta dua hari lalu karena dipanggil oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk membuat wayang golek yang akan dipamerkan di Museum Wayang Purwakarta. Panggilan ini pun disambut antusias oleh Abah Jani, selain dia merasa rindu kampung halaman, dia pun mengaku merasa diapresiasi di daerah sendiri. 

“Abah ditelepon Pak Dedi untuk diminta pulang karena beliau punya program membuat Museum Wayang, besoknya Abah langsung ke rumah dinas, akhirnya sekarang Abah membuat wayang di Taman Maya Datar,” kata Abah Jani.

Baca Juga  Punya Impian Jadi Ratu Film Horor Seperti Suzanna

Dengan raut sedih, Abah Jani pun sempat menuturkan keprihatinannya atas generasi muda saat ini yang kurang peduli terhadap pelestarian khazanah kebudayaan wayang. Dia tidak habis pikir mengapa anak muda lebih tertarik pada budaya henodis dan kosmopolit dibanding budaya tradisional. 

“Sulit sekali Abah temukan anak muda yang mau belajar wayang, mereka lebih senang ngongkrong gak karuan dibanding belajar budaya bangsanya sendiri”. Kata Abah Jani menutup statemennya.(*)


Editor : Dicky Zulkifly