Ibu… Fajrin Ingin Sembuh

10 Tahun Sudah, Fajrin Terbaring Sakit bersama Penyakitnya
BANDUNG BARAT, headlinejabar.com
Terbaring dan menangis, hanya itu yang kini bisa dilakukan anak lucu berusia 10 tahun ini. Penyakit apa sebenarnya yang menyerang Fajrin, sampai separah ini. Mulanya, anak bungsu bernama lengkap Fajrin Hidayatulloh terlahir dari buah cinta pasangan Euis Mulyani (49) dan almarhum Deni Pirmansyah, sebagai bayi yang sehat. Namun, sejak Fajrin menginjak usia 17 bulan, demam tinggi datang secara tiba-tiba.
Sejak demam menyerang, penyakit yang membelit hidup anak ini tak kunjung membaik. Orang tua sudah membawanya keluar masuk rumah sakit. Namun kondisi tak kunjung baik, demam tinggi itu justru berdampak pada kondisi tubuh Fajrin yang kian melemah.
Ia kini terbaring lemas di rumahnya di Kampung Cijagra RT 012 RW 005 Desa Ciroyom Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Akibat penyakit yang menderanya, Fajrin tak memiliki siklus tidur yang baik. Terkadang, ia sering kesulitan tidur di malam hari.
“Waktu itu Fajrin menderita demam. Kami bawa ke RS Cibabat selama seminggu. Namun gak kunjung sembuh. Malah sering kejang-kejang. Sempat disuntik juga, namun kondisi sehat belum berpihak pada anak kami,” jelas Euis, ibu kandung Fajrin saat ditemui headlinejabar.com, baru-baru ini di rumahnya.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, Fajrin sempat berobat di Puskesmas terdekat. Namun pihak Puskesmas tak sanggup mengobati penyakit Fajrin. Akhirnya, Fajrin dirawat di RS Cibabat dan masuk RS Hasan Sadikin selama dua bulan lamanya. Namun, Fajrin belum sembuh juga.
Foto : Euis Mulyani (49) ibunda Fajrin, menemani anaknya yang sakit 10 tahun ini siang dan malam. Akibat kondisi ekonomi, ia tak sanggup lagi membiayai pengobatan untuk kesembuhan anak bungsunya ini.(Redaksi)
“Kalau sudah datang demam dan rasa sakit, tiba-tiba Fajrin nangis di tengah malam. Tidak bisa tidur. Saat kondisi demam tidak ada, Fajrin juga kesulitan tidur,” papar Euis.
Anak yang lahir pada 1 Januari 2006 ini, sempat kesulitan makan dan minum selama tiga minggu. Tenaga Fajrin sebelumnya didapat dari infusan yang dimasukkan lewat kedua hidungnya. Namun teknis medis ini tak efektif membantu kesembuhan Fajrin.
“Selangnya sering copot, dan pihak dokter di Puskesmas tak mampu memasangkan selangnya. Padahal, kata pihak rumah sakit selang bisa dipasang di Puskesmas. Akhirnya selang dimasukkan lewat perut anak kami,” tutur Euis.
Kini, Euis mengaku pasrah dengan kondisi Fajrin yang tak kunjung membaik. Sudah berkali-kali, diakui Euis, ia berjuang untuk kesembuhan anaknya. Karena kondisi ekonomi, keluarga tak sanggup lagi memperjuangan biaya berobat Fajrin.
Foto : Fajrin Hidayatulloh (10) anak yang tinggal di Kampung Cijagra RT 012 RW 005 Desa Ciroyom Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terbaring lemas dengan penyakitnya yang tak kunjung sembuh selama 10 tahun terakhir.(Redaksi)
Saat ditanya, apakah selama ini ada bantuan baik dari pihak pemerintah maupun swasta, Euis mengaku tak sedikitpun menerima hal baik tersebut. Hanya ada dari pihak perorangan, yang iba membiayai pembelian susu, keperluan Fajrin setiap minggu. Itu pun tak sering, hanya sesekali.
“Karena kalau kekurangan susu, demam anak kami pasti datang. Sekarang ya gini, Fajrin hanya bisa berbaring kesakitan. Harapan ibu mudah-mudahan ada bantuan dari pemerintah maupun swasta untuk kesembuhan anak kami,” papar dia.
Apa sebetulnya penyakit yang membelit Fajrin, Euis yang kini menjadi kepala keluarga pascaditinggal suami untuk selama-lamanya ini menjawab, Fajrin menderita step (dampak demam berlebih, red).
“Ibu berharap bisa memperjuangkan kesembuhan untuk Fajrin. Tak kuasa, melihat si bungsu seperti ini. Sudah 10 tahun, Fajrin tak sembuh-sembuh,” tutur Euis sembari berkaca-kaca, menutup wawancara.(*)
Editor : Dicky Zulkifly