Buah Gaya DM Gusur Bangunan Liar

Foto : Dedi Mulyadi pria yang dikelan dengan inisial DM ini menjabat sebagai Bupati Purwakarta periode kedua, memiliki gaya kepemimpinan dalam mengambil keputusan pemerintah.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Pria ini juga dikenal dengan inisial DM di kalangan para politikus. Penampilan yang sederhana berbalik kontras manakala dia bertindak tegas di bawah kunci kekuasaannya.

Para pemimpin di daerah memiliki corak tersendiri dalam memberantas persoalan yang muncul. Dalam penanganan kasus bangunan liar, yang didirikan tanpa izin di atas tanah milik pemerintah daerah, jadi radang yang menghambat pembangunan.

“Kalau ingin aman dan kondusif tentu pendekatan secara terus menerus harus kita lakukan terlebih dahulu. Ganti rugi juga harus layak, untuk satu bangunan kami sediakan ganti rugi Rp50 juta. Kemarin itu ada sembilan rumah warga dan satu unit bangunan koperasi pegawai,” kata politisi yang kini menjabat Bupati Purwakarta di periode kedua ini.

Baca Juga  Penyanyi Sukses, itu Cita-Citaku

Dedi Mulyadi, ini nama lengkap dia. Baru-baru ini terjadi penertiban sebanyak sembilan rumah warga yang berdiri di atas tanah tepat di belakang kompleks Sekretariat Daerah Purwakarta, tepatnya awal Agustus lalu.

Foto : Buah dari hasil penggusuran bangunan liar menjadi infrastruktur yang layak di Purwakarta

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebelumnya melakukan pendekatan secara langsung kepada warga. “Intinya tidak boleh egois, mereka pun berhak hidup layak, tentu mereka harus mencari tempat baru untuk pindah,” ujar Dedi di rumah dinasnya Jl Gandanegara No 25 Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (7/10/2016).

Baca Juga  15 Menit Pascaijab Kabul, Rani Mempelai Wanita di Purwakarta Tutup Usia

Di daerah lain sering terjadi ketegangan antara petugas dan masyarakat yang bangunannya akan ditertibkan. Kondisi lain justru terjadi di Purwakarta. Setiap kali penertiban dilaksanakan, aman dan terkoordinasi dengan baik karena dilakukan dengan menggunakan pendekatan kemanusiaan.

Bantuan yang bernilai besar, menurut Dedi, sudah selayaknya diberikan. Bukan saja faktor kemanusiaan, melainkan keberlanjutan kehidupan warga yang digusur, mesti dipikirkan.

Foto : Buah dari hasil penggusuran bangunan liar menjadi infrastruktur yang layak di Purwakarta

Mak Uci (53) salah satu warga yang terkena penertiban bangunan tersebut mengaku terbantu atas uang ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah daerah. Wanita yang sehari-hari menjalankan usaha warung nasi sederhana ini kini sudah bisa mengontrak rumah dan menjalankan usaha sejenis pasca penertiban.

Baca Juga  Kisah Bocah Putus Sekolah Asal Cikalong Wetan di Waduk Jatiluhur

“Uang itu saya gunakan untuk beres-beres, mengontrak rumah baru dan modal usaha sehari-hari. Insya Allah ke depan mah bisa beli rumah sendiri, sisanya kami tabung. Terima kasih kepada Pemkab Purwakarta,” kata Uci.

Kini, lahan yang ditertibkan tersebut digunakan untuk tempat parkir kendaraan milik pegawai dan tamu pemerintah daerah. Tempat parkir ini tergolong asri karena dilengkapi taman dan saung dengan arsitektur julang ngapak khas Sunda tanpa menyisakan masalah sedikit pun.(*)

Editor : Dicky Zulkifly