Wartawan Muda dan Novelis Fajar Maritim Maju Pileg 2019

Foto : Fajar Maritim.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Sebagai anak dari prajurit TNI Angkatan Darat dan tumbuh di lingkungan militer, Fajar Maritim terbiasa belajar sikap tegas dan memegang teguh nilai-nilai kedisiplinan.

Fajar merupakan anak dari Alm. Sertu (Purn.) Mursalin Mz, yang pernah bertugas di Yonarmed 9/Pasopati di Sadang, Purwakarta.

Awal Mula

Lahir di Detasemen Kesehatan Militer (DKT), Baturaja 25 Tahun silam, Fajar Maritim semasa kecil tumbuh di lingkungan Pusat Latihan Tempur Kodiklat TNI Angkatan Darat di Martapura Ogan Komering Ulu. Dari situ lalu pindah ke lingkungan Kodim 0411/Lampung Tengah di Metro, dan pindah lagi hingga menetap di Lingkungan Koramil 411-03/Terbanggi Besar.

Sudah menjadi hal biasa bagi keluarga prajurit TNI untuk berpindah-pindah rumah. Pada medio 2005, saat usianya menginjakan 12 tahun, Fajar dan keluarga harus pindah rumah sekali lagi. Kali ini bukan karena ayahnya pindah tugas, melainkan karena ayahnya meninggal dunia dalam suatu kecelakaan lalulintas sepulang dinas. Dari situ, Fajar Ikut ke kampung halaman ibunya di Purwakarta, bersekolah hingga tumbuh dewasa.

Baca Juga  Bawaslu Purwakarta Putuskan Hasil Sidang Sengketa Pemilu Senin Pekan Depan

Sisi Sosial

Usai menamatkan pendidikan menengahnya di SMPN 1 Babakancikao, dan menengah atas di SMA Pasundan Purwakarta, Fajar melanjutkan pendidikannya dengan menjadi mahasiswa jurusan managemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dr Khez Muttaqien.

Saat mahasiswa, Fajar bersinggungan dan aktif di dunia organisasi kemahasiswaan seperti Bandan Eksekutif Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam, Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta (Permata), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Sejak menjadi aktivis mahasiswa, sisi sosialnya terus terbangun, Fajar dan kawan-kawannya antusias memperjuangkan isu-isu kemanusiaan, perburuhan, tani, dan kerap memperjuangkan hak-hak pedagang kecil.

Fajar tak hanya aktif di organisasi kemahasiswaan, ia juga aktif bekerja menulis untuk Harian Umum Pasundan Ekspres, Harian Koran Berita, Harian Spirit Karawang, Jabarnews.com, hingga Rakyat Merdeka. Keaktifannya di kemahasiswaan dan media tersebut, tak hanya mengasah kemampuannya dalam berorganisasi, namun juga dalam hal membangun jejaring.

Baca Juga  Golkar Jawa Barat Siap Jalankan Program Satu Juta Kader

Ketua Repdem

Pada Februari 2016, Fajar Maritim terpilih menjadi ketua Repdem Purwakarta, sayap partai dari PDI Perjuangan. Fajar sukses meraup suara penuh dalam Konferensi Cabang (Konfercab) 1.

Dibawah kepemimpinanya, Repdem berkomitmen untuk berjuang melaksanakan, mempertahankan, dan menyebarluaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Repdem juga berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita Trisakti Bung Karno dalam praktik penyelenggaraan kehidupan bernegara yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian indonesia di bidang kebudayaan.

Novelis

Sibuk menjadi politisi muda, tak lantas membuat Fajar melupakan kegemaran menulisnya. Di waktu-waktu senggang, Fajar terus aktif menulis. Satu novel berjudul “Ada Cinta Di Bangku SMA” sudah diluncurkannya pada April 2018 lalu. Dan sebanyak dua buku lagi, masih menunggu sentuhan finishing di komputernya. Bagi Fajar benar kata Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Baca Juga  Yadi Rusmayadi Resmi Deklarasi Pencalonan Bupati Purwakarta

Gerakan Parlemen Gesit

Pleno DPC PDI Perjuangan Purwakarta yang digelar beberapa waktu lalu memasukan Fajar Maritim sebagai salah satu Daftar Calon di Pemilihan Legislatif 2019 untuk DPRD Kabupaten. Sebagai petugas partai, Fajar menyatakan siap dengan tugas tersebut.

Kesiapaanya bukan tanpa gagasan, sejak jauh hari sebelumnya, Fajar sudah mencetuskan Gerakan Parlemen Gesit, sebagai solusi untuk memperkuat peran dan fungsi kelembagaan DPRD Kabupaten.

Kata Fajar, melalui gerakan ini, DPRD harus gesit menyerap aspirasi masyarakat, memproduksi peraturan daerah, dan mengawasi kinerja pemerintah. Kesemua hal tersebut dapat diwujudkan, bilamana semua sekat yang selama ini menjadi dinding pemisah antara rakyat dan wakilnya dapat dirobohkan.

“Wakil rakyat harus hidup, tertawa, dan bahkan menangis bersama rakyat,” demikian Fajar.(rls)