Soal Seragam Sekolah, Dedi Mulyadi : Harusnya Tidak Wajib

Foto : Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan sorotan khusus atas seragam sekolah. Menurutnya, penggunaan seragam itu seharusnya tidak wajib. Keikutsertaan siswa dalam proses belajar jauh lebih penting dibanding sekedar seragam.

Hal ini dia ungkapkan di sela kegiatan olahraga di kediamannya. Tepatnya, di Desa Sawah Kulon, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (16/7/2018).

“Saya meminta kepada seluruh sekolah untuk tidak mengharuskan siswa mengenakan seragam. Untuk siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, bisa pergi ke sekolah apa adanya,” katanya.

Baca Juga  Jika Benar Langgar UU, Walikota Depok Bisa Diberhentikan

Mantan Bupati Purwakarta tersebut juga mengimbau kepada para orang tua dan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dia menegaskan semangat untuk memperoleh pendidikan tidak boleh terpengaruh dengan ada atau tidaknya seragam sekolah.

“Fokus pendidikan kita bukan pada seragam. Tetapi, pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyerap materi-materi pendidikan. Saya kira, spiritnya harus itu, bukan seragam,” jelasnya.

Baca Juga  PDIP Mulai Perhitungkan Dedi Mulyadi

Kemuliaan Karakter

Keberadaan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu juga tidak boleh diabaikan di sekolah. Rasa empati harus muncul dari siswa yang berasal dari keluarga mampu. Pria yang lekat dengan iket Sunda itu mengatakan bahwa kepedulian tersebut dapat melahirkan spirit sila Keadilan Sosial dalam Pancasila.

“Nah, kalau ada siswa yang berasal dari keluarga mampu, melihat temannya dalam keadaan tidak mampu, ya bantu. Ini menjadi peluang bagi kita untuk mendidik anak-anak soal empati. Sehingga, ada rasa keadilan yang terpenuhi,” ujarnya.

Baca Juga  Kediaman Dedi Mulyadi Diserbu Viking Pendukung Persib

Karakter positif, menurut dia, merupakan esensi tujuan dari proses pendidikan disamping peningkatan kemampuan siswa. Bahkan, terciptanya karakter mulia merupakan puncak dari tujuan pendidikan tersebut. 

“Kita memasukan anak ke sekolah itu agar karakternya menjadi mulia. Mereka terjaga dari sikap-sikap abai terhadap sesama. Saya kira ini puncak pendidikan, terciptanya karakter yang penuh sifat-sifat mulia,” ucapnya.