Nadzar Seorang Dedi Mulyadi, Robohkan Seribu Rumah Janda Tua Jika Jokowi-Ma’ruf Terpilih di Pilpres 2019
Foto: Nadzar Seorang Dedi Mulyadi, Robohkan Seribu Rumah Janda Tua Jika Jokowi-Ma’ruf Terpilih di Pilpres 2019
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi membuka nadzar (janji personal) jika Jokowi-Ma’ruf terpilih di Pilpres 2019. Menurut dia, dirinya siap merobohkan dan membangun kembali seribu rumah janda tua di Jawa Barat.
Hal itu dia sampaikan usai pengukuhan tim kampanye Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat. Tepatnya, di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang No 123, Kota Bandung, Minggu (14/10/2018).
Menurut Dedi, seribu rumah tersebut harus memenuhi kriteria tidak layak huni. Selama ini, Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu kerap menerima keluhan tentang rutilahu melalui kanal sosial media miliknya. Keluhan itu berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat.
“Sok saya mah, Jokowi-Ma’ruf menang, saya robohkan seribu rumah tidak layak huni milik janda tua. Tentu, kita bangun lagi. Ini bentuk keberpihakan kita kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.
Dedi berujar, keberpihakan tersebut telah lama dia tunaikan bahkan sejak menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta. Sejak Tahun 2003 silam, pria yang lekat dengan iket Sunda jenis makutawangsa itu kerap membangun rutilahu milik janda tua.
Ketua DPD Golkar Jawa Barat itu berpandangan, bahwa membantu sesama tidak boleh berhenti karena tidak memegang jabatan publik.
“Tanpa kaum ibu, kita ini tidak akan menjadi apa-apa. Jadi, sudah seharusnya sebagai bentuk rasa syukur kita nanti, emak-emak ini kita perhatikan,” ujarnya.
Penguatan Basis Teritorial
Demi memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat, Dedi Mulyadi sudah menyiapkan sejumlah strategi. Seluruh strategi tersebut akan fokus pada penguatan basis teritorial pemilih. Meskipun, dia tidak memungkiri, perang udara akan tetap dijalankan untuk melawan hoax.
Basis teritorial yang dimaksud Dedi adalah pembagian wilayah berdasarkan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Setiap TPS akan dihuni oleh tim yang profesional menjaring suara sampai unit sosial terkecil dalam komunitas masyarakat.
“Sering kita temui ada orang yang saat ditanya apakah bisa memenangkan di TPS sendiri, mereka gak jawab. Nah, yang seperti ini mungkin kita alihkan untuk fungsi lain. Intinya, kita fokus sampai tingkat TPS. Ada 136 ribu TPS di Jawa Barat ini,” katanya.
Selain itu, tim Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat juga berkomitmen untuk menghilangkan varian acara seremonial. Acara jenis ini menurut Dedi, sama sekali tidak melahirkan dampak elektoral terhadap kandidat.
Sebagai gantinya, mendatangi masyarakat dari pintu ke pintu menjadi strategi andalan. Tim melakukan persuasi secara langsung sehingga tercipta kedekatan personal antara kandidat, tim dan calon pemilih.
“Tinggal kita petakan ada jalur merah, kuning dan hijau. Masing-masing kader partai koalisi memiliki cara tersendiri untuk mengolah basisnya secara langsung. Saat masuk ke suatu ceruk, ada caranya,” ujarnya. (rls/eka)