Langkah Dedi Mulyadi Kembalikan Atmosfer Kebudayaan Jawa Barat
Foto : Diskusi bertajuk ‘Ngaruwat Kandidat keur Ngarawat Jawa Barat’ Universitas Padjadjaran, Rabu (25/4/2018).
BANDUNG, headlinejabar.com
Isu tentang kebudayaan mengemuka dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Universitas Padjadjaran. Menurut salah seorang panelis pemerhati Kebudayaan Jawa Barat, Acep Iman Saidi, identitas kultur Jawa Barat mulai hilang.
Acep mencontohkan, saat dia bertolak dari arah Jakarta maupun dari arah Brebes dan memasuki wilayah Jawa Barat, tidak nampak perbedaan. Suasana atmosfer kulturnya masih terkesan sama.
“Kalau masuk ke Jawa Barat dari arah Jakarta atau Brebes, sangat tidak terasa identitas Jawa Baratnya. Ini kenapa ya?,” kata Acep, Rabu (25/4/2018) dalam diskusi bertajuk ‘Ngaruwat Kandidat keur Ngarawat Jawa Barat’ tersebut.
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi pertanyaan tersebut. Sebagai Budayawan Jawa Barat, mantan Bupati Purwakarta itu menyoroti pembangunan yang tidak berdasarkan atas identitas wilayah.
Identitas tersebut menurut dia, harus berdasarkan ciri khas masyarakat di sebuah daerah di Jawa Barat. Apalagi, wilayah berpenduduk terbesar di Indonesia tersebut memiliki beberapa karakter khas. Diantaranya, Sunda Priangan, Sunda akulturasi Betawi, Cirebonan dan Panturaan.
“Pertanyaan itu juga mengusik batin saya selama ini. Karena itu, ke depan harus dibangun aristektur yang sesuai dengan karakter wilayah. Jawa Barat ini kaya, tidak ada tempat yang tanpa kultur di sini,” jelas Dedi.
Pembangunan berdasarkan karakter wilayah telah dilaksanakan oleh Dedi Mulyadi saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Awalnya, identitas kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat tersebut belum tergali baik secara akademik maupun secara peradaban.
Ketelatenan Dedi Mulyadi menggali identitas Purwakarta dari berbagai aspek telah melahirkan identitas yang kuat. Hari ini, bangunan di Purwakarta memiliki kekhasan Jawa Barat dengan arsitektur ‘Julang Ngapak’.
Ditambah, keberadaan ‘Gapura Indung Rahayu’ dan ‘Pagar Malati’ yang menghiasi tata kota Purwakarta. Seluruhnya merupakan refleksi dari kultur Sunda Jawa Barat sebagai bagian dari khazanah kebudayaan Nusantara.
“Saya meyakini, kalau pembangunan berorientasi pada identitas daerah maka atmosfer kebudayaan akan terasa,” katanya.
Pudarnya Ideologi Orang Jawa Barat
Aspek ideologi juga menjadi catatan penting pria yang tidak pernah lepas dari iket Sundanya itu. Menurut dia, ideologi orang Jawa Barat dalam berlaku sehari-hari sudah mulai pudar.
Hal ini disebabkan karena minimnya penelahaan terhadap sejarah Sunda dan Galuh. Padahal, dua nama terakhir menjadi simbol terkuat kejayaan orang Jawa Barat di masa lalu.
“Kita sebenarnya memiliki ideologi yang kuat, penelahaan terhadap informasi sejarah penting dilakukan. Dari sana, kita bisa memperoleh data penting tentang keadaan masa lalu. Jawa Barat memiliki peradaban besar. Budaya, arsitektur, seni, dan lainnya bisa menjadi inspirasi kita,” ungkapnya.