Ketua PCNU Purwakarta: NU Penyangga 4 Pilar Kebangsaan

Foto : Ketua PCNU Kabupaten Purwakarta, Bahir Mukhlis

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ribuan tokoh agama berkumpul di Pesantren Al Muhajirin Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Rabu (3/10/2018). Selain mendoakan para korban bencana alam di Sulawesi Tengah, acara yang diinisiasi oleh Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) Purwakarta itu juga doa dan dzikir kebangsaan untuk kedamaian dan persatuan umat.

Ketua PCNU Kabupaten Purwakarta, Bahir Mukhlis mengatakan, pada acara ini akan dihadiri ribuan kiyai Ajengan Lembur di Wilayah II dan III Jawa Barat. Para ulama tersebut berasal dari Kabupaten dan Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Karawang, Subang, Purwakarta, Kota dan Kabupaten Bekasi.

Menurut Bahir, NU selama ini menjadi penyangga empat pilar kebangsaan. Yakni, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga  Novel Farid Pimpin PK Golkar Purwakarta

“Oleh karena itu, politik kebangsaan NU telah menjadi bagian penting dari sejarah panjang NU dalam relasinya dengan negara dan bangsa,” kata ketua PCNU Kab. Purwakarta kepada awak media, Rabu (3/10/2018).

Ia menerangkan, jadi NU betul-betul memperjuangkan politik kebangsaan di dalam perjalanan sejarahnya. NU juga memperlakukan masalah kebangsaan dalam satu kesatuan dengan Islam yang substansial. Sehingga, NU tetap konsisten dan istiqamah dalam menjaga keutuhan NKRI, mengawal Pancasila, mewujudkan Kebhinekaan dengan penuh toleransi.

Ia menambahkan, NU menghadirkan Islam yang ramah dan merangkul kepada yang berbeda. Artinya, ramah bukan marah, merangkul bukan memukul. Sikap tersebut menjadi cara pendekatan NU yang moderat terhadap Kebhinekaan.

Baca Juga  Peringati Hari Sumpah Pemuda, Caleg Elthon Ngaliwet Bareng Anak Muda se-Desa Cinangka

Drs. Bahir Mukhlis menegaskan, ulama sudah mempunyai sumbangsih atau saham yang besar terhadap hadirnya bangsa Indonesia, termasuk membuat dasar negara.

Sebagai pendiri bangsa, dikatakan dia, maka harus bersama-sama menjaganya. Berusaha jangan sampai terpengaruh oleh paham dan golongan yang ekstrim kiri maupun ekstrim kanan atau pihak yang akan memecah belah bangsa Indonesia.

Ia mengungkapkan, melalui Halaqah Kebangsaan ini diharapkan bisa melindungi umat agar tidak terpengaruh oleh golongan ekstrim. Serta melindungi umat dari cara berpikir yang menyimpang.

“Dalam situasi politik sekarang pun kita harus lebih arif mencermatinya, tidak terpengaruh oleh kelompok yang ingin mengadu domba antar ulama, maupun mengadu domba ulama dengan yang lainnya,” ujarnya.

Baca Juga  Anne Ratna Mustika Jadi Ketua Golkar Perempuan Pertama di Purwakarta

Ia mengingatkan, jadi harus ditingkatkan kewaspadaan dalam situasi seperti sekarang ini. Supaya Indonesia damai, aman dan tetap terjaga keutuhannya. Di dalam acara “Doa Bersama dan Halaqah Kebangsaan Se-Jawa Barat yg di hadiri Oleh 1500 KYAI Lembur dari Wil II dan III juga dihadiri Cawapres KH. Ma’rup Amin. Mereka menyapa para ulama dan pimpinan Ponpes Se-Jawa Barat. Saat Halaqoh Kebangsaan mereka membahas persoalan keagamaan, sosial dan kaitannya dengan masalah politik, diakhir acara penutup semua tamu undangan bergotong royong memberi sumbangan untuk korban Tsunami di Palu.