Isi Libur Panjang, Dedi Mulyadi Ngamen di Yogyakarta
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Ada saja cara untuk mengisi libur panjang akhir pekan yang berlangsung sejak Jum’at (1/12) sampai Minggu (3/12) awal bulan ini. Saat keluarga lain memilih datang ke tempat-tempat wisata, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi lebih memilih untuk mengamen di salah satu Warung Soto di Kota Yogyakarta.
Untuk diketahui, Dedi hadir di Yogyakarta dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat atas undangan Ketua DPD Golkar setempat untuk mengisi acara dalam Seminar Kader Penyelamatan Partai Golkar.
Sebelum memberikan materi dalam seminar tersebut, ia berwisata kuliner di Warung Soto Miroso, Jalan Adi Sucipto, Yogyakarta. Di tempat inilah, pria yang lekat dengan peci hitam itubertemu dengan Grup Pengamen dan terlihat bernyanyi bersama dengan menggunakan bahasa Jawa, usai menyantap Soto khas Yogyakarta.
“Yang terakhir, ‘ora ngiro’ itu artinya tidak mengira ya?,” tanya Dedi kepada pengamen.
Pengamen tersebut pun menceritakan secara lengkap makna lagu yang baru saja mereka nyanyikan dalam bahasa Indonesia.
“Iya Pak, jadi ini kisah tentang seorang wanita yang tidak mengira kekasihnya tergoda oleh wanita lain,” kata sang pengamen yang bernama Parman itu.
Dedi kemudian menimpali penjelasan pengamen tersebut dengan selorohan bahwa memang selain gampang tergoda, lelaki pun juga sering menggoda.
“Ya, lelaki mah memang bukan hanya gampang tergoda, tapi sering juga menggoda. Tapi itu lelaki zaman dulu, kalau lelaki zaman now mah lebih parah,” kata Dedi yang disambut dengan gelak tawa para pengamen.
Dedi kemudian meminta sebuah lagu untuk dibawakan oleh pengamen tersebut. Dengan sigap, sang pengamen menyiapkan gitar dan membawakan lagu berjudul ‘Ojo Nelongso’ yang pernah dipopulerkan oleh Grup Band Koes Plus.
Selama lagu tersebut dilantunkan,Dedi membawa toples sambil berkeliling ke seluruh pengunjung di Warung Soto tersebut untuk diisi uang seikhlasnya. Diluar dugaan, uang ratusan ribuberhasil di dapat. Jumlah ini lebih besar daripada yang biasa dikumpulkan oleh pengamen tersebut setiap hari.
“Wah rezeki ini, kalau ramai dapat Rp100 ribu sudah bagus. Ini dapat ratusan ribu, belum dihitung,” pungkas sang pengamen yang sudah satu tahun terakhir mengamen di warung tersebut.