Dedi Mulyadi Usulkan Percepatan Pembangunan Bendungan Cibeet

Foto : Ketua Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan percepatan pembangunan Bendungan Cibeet di Kabupaten Bogor.

KARAWANG, headlinejabar.com

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan percepatan pembangunan Bendungan Cibeet di Kabupaten Bogor, guna membendung aliran Sungai Cibeet yang bermuara di Sungai Citarum.

Jika bendungan tersebut dibuat, bakal memperkecil debit air yang masuk ke aliran Sungai Citarum. Pembangunan Bendungan Cibeet sendiri merupakan solusi tepat, jangka panjang.

“Problem banjir ini kan luapan aliran anak Sungai Citarum, yakni Sungai Cibeet, itu harus segera dibendung untuk memperkecil debit air yang masuk ke Citarum,” kata Dedi dalam rilis Golkar Jabar, Selasa (15/11/2016) malam.

Baca Juga  DPRD Purwakarta Desak Sekda Carikan Kantor untuk Bawaslu

Bencana banjir di Rawa Gempol Desa Rawa Gempol Kecamatan Tanjung Pura  Karawang, Jawa Barat, telah merendam rumah milik 700 kepala keluarga. Ketinggian air hingga dua meter. Banjir yang merendam lima rukun tetangga ini mengakibatkan warga terpaksa mengunggi ke tempat yang lebih tinggi.

Dedi menyambangi korban banjir di daerah tersebut. membawa serta 3000 paket nasi bungkus untuk dibagikan kepada seluruh korban banjir. Ia pun terlihat makan bersama korban banjir tahunan tersebut.

Baca Juga  Ini Jawaban Ketua KPU Depok Terkait 600 kk Tak Miliki Hak Pilih

“Sok bagikeun ayeuna! Mangga bapak ibu tuang heula ayeuna mah, (silakan bagikan sekarang! Bapak ibu silakan makan dulu),” ujar Dedi.

Orang nomor satu di tubuh Golkar Jawa Barat ini datang didampingi oleh Wakil Ketua DPRD Karawang yang juga Ketua DPD Partai Golkar setempat Sri Rahayu. Dedi sempat memperhatikan aliran Sungai Citarum yang hampir meluap akibat debit air yang hampir tidak tertampung oleh aliran sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut.

“Nih, ada danau yang dipenuhi eceng gondok, ini seharusnya dikeruk lagi. Saya perkirakan ini luasnya kira-kira lima hektar, harusnya bisa menampung air daripada pada dibiarkan begini,” cetus politisi yang juga Bupati Purwakarta ini.

Baca Juga  DPRD Purwakarta Kabulkan Tuntutan FSPMI

Apep (28) warga setempat,  mengatakan, banjir kali ini merupakan yang terparah. Mulai Jumat (11/11/2016) lalu, rumah warga sekitar mulai terendam dan otomatis melumpuhkan aktifitas masyarakat setempat.

Menurut dia, biasanya banjir hanya berlangsung selama sehari kemudian diikuti oleh penurunan debit air sehingga aktifitas warga kembali pulih dalam 24 jam kemudian. “Kali ini paling parah, biasanya sehari semalam juga sudah surut lagi, ini sudah berhari-hari Pak,” pungkas Apep.

Editor : Dicky Zulkifly