Dedi Mulyadi Sebut Prabowo-Sandi Jalankan Politik Standar Ganda Soal Isu Kebijakan Luar Negeri

Foto : Dedi Mulyadi Sebut Prabowo-Sandi Jalankan Politik Standar Ganda Soal Isu Kebijakan Luar Negeri

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebut capres-cawapres no urut 02, Prabowo-Sandi sedang menjalankan politik standar ganda. Hal ini terlihat dari pernyataan Prabowo terkait isu pemindahan kantor Kedutaan Besar Australia untuk Israel.

Negeri Kanguru itu akan menjadikan Jerusalem sebagai domisili bagi kantor kedutaannya. Saat ini, kantor tersebut berada di Tel Aviv, Ibu Kota Israel sebelum negara hunian mayoritas Yahudi itu memindahkannya ke Jerusalem.

Sikap permisif Prabowo terhadap kebijakan luar negeri Australia menurut Dedi, merupakan bentuk inkonsistensi pengolahan isu. Selama ini, Prabowo-Sandi dan timnya dikenal gemar meramu isu keumatan dan keislaman.

Baca Juga  Berkarya Hormati Keputusan Hanura Hengkang dari Fraksi Berani

Sehingga, pasangan capres-cawapres itu terkesan pro islam. Kemasan isu ini dia nilai berbanding terbalik dengan pernyataan putera begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu.

“Saya melihat memang ada standar ganda dalam politik. Begini, beliau belajar dari kekalahan Pilpres 2014. Berdasarkan pikiran timnya, kekalahan ini karena minimnya dukungan luar negeri. Saya kira, beliau ke dalam negeri terlihat pro islam. Sementara, ke luar negeri terlihat pro barat,” kata Dedi di Purwakarta, Senin (26/11/2018).

Ketua DPD Golkar Jawa Barat tersebut juga melihat, pernyataan Prabowo itu merupakan bentuk gerilya politik untuk meraih dukungan barat. Dia menelaah, bukan kali saja Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra itu terlihat pro barat. Isu divestasi saham PT Freeport juga dimanfaatkan Prabowo untuk hal yang sama.

Baca Juga  Advokasi Partai Gerindra Ingatkan Bawaslu Untuk Kerja Profesional

“Saat ada ikhtiar pemerintah melakukan divestasi PT Freeport juga kan Pak Prabowo sangat berpihak pada Freeport. Isu bahwa Jokowi ini dekat dengan Tiongkok juga dimanfaatkan Prabowo. Seolah beliau ingin mengatakan, bahwa nanti jika terpilih, keberpihakan politik luar negeri kita akan digeser ke Barat,” katanya.

Bukan Hal Baru

Terlepas dari itu, menurut Dedi seluruh rangkaian isu yang dibangun bukanlah hal baru. Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu bahkan memandang hal tersebut sah adanya. Akan tetapi, publik tetap harus disajikan isu yang mengandung konsistensi dalam seluruh aspeknya.

“Tidak ada hal baru dan luar biasa. Ya, sama saja. Bedanya, hanya pada kemasan. Seharusnya, pendukung Pak Prabowo-Sandi yang katanya berasal dari basis Islam itu merasa aneh,” ujarnya.

Baca Juga  Banyak Diserang Lawan Dedi Minta Pendukung Tenang

Dedi sempat membayangkan andai Jokowi yang melontarkan pernyataan yang disampaikan Prabowo. Dia meramalkan akan terjadi demo berjilid-jilid akibat pernyataan tersebut.

“Kalau Pak Jokowi yang bilang, itu pasti ramai. Tetapi karena ini Pak Prabowo, pasti respon yang muncul, ya kita nanti tanyakan langsung, ya kita nanti tabayun. Gitu aja sih,” ucapnya.

Sebelumnya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan dirinya menghormati kebijakan luar negeri Australia soal pemindahan kantor kedutaan ke Jerusalem. Pernyataan itu dia sampaikan di sela pidato dalam Acara Indonesia Economic Forum 2018. Tepatnya, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (21/11) lalu. (rls/eka)