Dedi Mulyadi Mulai Diserang Isu SARA

Foto : Dedi Mulyadi.IST

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bakal calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikabarkan mulai diserang isu SARA. SARA menjadi media kampanye hitam untuk menumbangkan Dedi dalam kontestasi Pilkada Jawa Barat.

Kampanye hitam diluncurkan kepada Dedi berupa konten berita tuduhan penistaan agama yang sebenarnya kasus tersebut telah dihentikan oleh Polda Jabar melalui surat dengan Nomor B/278/IV/2016/Ditreskrimum. 

Sekretaris DPD Partai Golkar Jawa Barat Ade Barkah menanggapi, ada di antara calon kandidat Gubernur Jawa Barat yang digadang menjadi pesaing Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, mulai menggunakan kampanye hitam tersebut.

Baca Juga  SN Jadi Ketua DPR, Golkar Depok: Lebih Tepat

Hal itu dilakukan massif baik secara online maupun offline dalam berbagai pertemuan dengan masyarakat. Ade mengaku telah melakukan identifikasi terhadap kejadian tersebut. Sudah ada tiga poin yang menjadi hasil identifikasi dirinya bersama tim Hukum Golkar Jawa Barat baru-baru ini. 

Pertama, kampanye hitam ini muncul dari sejumlah pihak yang mengaku sebagai Kader Golkar dan menyatakan penolakan atas keputusan DPP Partai Golkar yang telah menetapkan Dedi Mulyadi sebagai bakal calon yang akan diusung sebagai Gubernur Jawa Barat. 

“Tapi ternyata yang menolak-nolak ini adalah mereka yang sudah keluar dari Partai Golkar dan sudah menyatakan bergabung dengan partai yang sudah mengusung bakal calon Gubernur sendiri,” ujar Wakil Ketua DPRD Jawa Barat tersebut saat dihubung hari ini Kamis (10/8/2017) melalui sambungan telepon selular. 

Baca Juga  Parpol Bisa Mengusung Calon di Pilkada Tanpa Koalisi

Kedua, lanjut Ade, sejumlah pihak yang mengaku sebagai Ulama dari Kabupaten Subang yang tergabung dalam Gerakan Ulama (GEMA) mendatangi Kantor DPP Partai Golkar dan meminta pembatalan rekomendasi Bupati Purwakarta tersebut sebagai bakal Calon Gubernur Jawa Barat. 

“Setelah kami investigasi, pihak yang mengaku sebagai Gerakan Ulama ini sudah berafiliasi dengan salah satu bakal calon Gubernur yang sudah diusung oleh salah satu partai, dia tidak punya pesantren dan bukan kader Golkar, saat deklarasi dukungan untuk bakal calon Gubernur itu pun dia hadir,” ungkapnya. 

Baca Juga  Dadan-Mamat Berpasangan di Pilkada Purwakarta?

Terakhir, menurut Ade, telah terjadi pengumpulan massa di Kabupaten Pangandaran untuk menolak pencalonan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat. 

“Dibiayai salah satu pejabat kabupaten di Jawa Barat yang sudah berafiliasi dengan bakal calon Gubernur juga,” tandasnya. 

Terkait tiga hal ini, pihaknya segera melakukan langkah hukum bersama dengan Biro Hukum Golkar Jawa Barat dan melayangkan pelaporan secara perdata.