UBP Karawang Gelar Seminar Nasional Bertajuk Investasi dan Peradaban: Dari Modal Fisik ke Modal Digital
KARAWANG, headlinejabar.com
Sejarah membuktikan bahwa investasi merupakan pendorong utama dalam membangun dan memajukan peradaban manusia. Investasi yang tepat di sektor infrastruktur, pendidikan, teknologi, dan sistem sosial politik mampu mengakselerasi kemajuan suatu bangsa.
Dalam seminar bertajuk ” Investasi dan Peradaban: Dari Modal Fisik ke Modal Digital ” yang digelar di Universitas Buana Perjuangan Karawang, Prof. Dr. Nugraha SE, M.Si, Akt, CA, CPA, berpandangan bahwa investasi infrastruktur memungkinkan pertumbuhan kota dan komunikasi yang memfasilitasi perdagangan dan keamanan, seperti yang terjadi pada peradaban Romawi, Mesir, dan Mesopotamia.
Prof. Nugraha juga menjelaskan bahwa investasi lintas negara, seperti investasi asing langsung (FDI), kini mempercepat pertukaran teknologi, pengetahuan, dan budaya, menghubungkan peradaban modern dalam jaringan global.
“Evolusi instrumen keuangan dari sistem barter hingga investasi digital di era sekarang, seperti saham dan cryptocurrency, menunjukkan bahwa dunia keuangan terus berkembang, memberikan peluang baru bagi generasi muda untuk membangun kemandirian finansial,” jelasnya.
Gen Z dan Pendekatan Baru dalam Berinvestasi Generasi Z, yang berusia antara 8 hingga 25 tahun, menjadi sorotan dalam dunia investasi dengan karakteristik dan pendekatan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya.
Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, mereka terkenal memiliki pandangan realistis terhadap finansial dan mulai mandiri secara finansial melalui investasi. Meski demikian, banyak dari mereka menghadapi dilema dalam memilih jenis investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka.
Berdasarkan profil risiko, para investor Gen Z Menurut Dr. Ujang Suherman, S.E., M.M., umumnya terbagi menjadi tiga kelompok utama yakni investor Konservatif, Moderat, dan Agresif.
“Investor konservatif ini lebih suka berinvestasi pada instrumen risiko rendah dengan imbal hasil yang stabil, seperti reksa dana pasar uang, deposito, atau emas,” katanya.
Investor moderat bersedia menerima risiko menengah dan memilih instrumen seperti reksa dana campuran atau obligasi untuk tujuan investasi jangka menengah.
Investor Agresif yakni yang lebih tertarik pada instrumen berisiko tinggi namun berpotensi menghasilkan keuntungan cepat, seperti saham, cryptocurrency, dan komoditas berjangka.
Menurut Prof. Nugraha, generasi muda ini memiliki semangat untuk mencapai kebebasan finansial, namun perlu memahami profil risiko masing-masing agar dapat membuat keputusan yang bijak dan sesuai dengan tujuan keuangan mereka.
“Generasi Z diharapkan dapat menjadi investor cerdas yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga berinvestasi dengan pemahaman dan strategi yang matang,” tambahnya.
Dengan pemahaman yang baik dan dukungan komunitas investasi, Generasi Z diyakini mampu berkontribusi positif dalam memperkuat stabilitas ekonomi dan membangun peradaban yang lebih sejahtera.