Sekolah di Purwakarta Tanpa Bully-ing
Foto : Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di Purwakarta Tanpa Bully-ing
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau dahulu dikenal dengan istilah Masa Orientasi Siswa (MOS) di Purwakarta berlangsung tanpa bully-ing atau perundungan. Para pelajar selain diajak untuk bersosialisasi tentang lingkungan sekolah, mereka juga diberikan pengetahuan tentang Objek-objek vital yang ada di Purwakarta dengan mendatanginya langsung.
Seperti yang tampak hari ini, Selasa (18/7) di sekitar Bale Paseban, kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta, Jalan Gandanegara No 25.
Kepala Sekolah SMPN 2 Purwakarta, Yoyoh, mengajak para pelajar untuk diperkenalkan pada taman-taman yang ada di seputaran Kantor Bupati Purwakarta tersebut. Setelah mendapat arahan dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan bertadarus al Qur’an bersama, pelajar tampak berkeliling di Taman Pancawarna, Taman Maya Datar dan Taman Pesanggrahan Padjadjaran juga Galeri Wayang.
“Kita dahulukan hal yang bersifat ruhani, untuk pelajar muslim itu bertadarrus, pelajar non muslim juga membaca kitab Agamanya masing-masing. Setelah ada arahan Pak Bupati, kami ajak seluruh pelajar berkeliling,” ujar Yoyoh saat ditemui.
Foto : Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di Purwakarta Tanpa Bully-ing
Pola pengenalan lingkungan yang institusinya lakukan ini menurutnya bertujuan positif karena menanamkan pemahaman tentang karakter lingkungan di Purwakarta. Dirinya pun memastikan bahwa tidak akan terjadi perundungan yang dilakukan oleh pelajar senior terhadap pelajar junior.
“Belum semua anak-anak kita tahu, jadi lingkungan luar sekolah juga perlu diperkenalkan kepada mereka. Bukan hanya sekolah kami saja yang melakukan, seluruh sekolah di Purwakarta juga begitu. Tidak ada perpeloncoan, semuanya kita dorong menuju pendidikan aplikatif,” katanya menambahkan.
Dimas Prasetya, pelajar SMPN 2 Purwakarta yang mengikuti kegiatan MPLS ini mengungkapkan kegembiraannya. Ia mengaku menikmati kegiatan tersebut meski awalnya sempat membayangkan hal yang aneh-aneh.
“Tadinya sempat mikir, takut dibawa ke tempat yang aneh-aneh, ternyata dibawa ngaji, keliling taman dan ke museum, asyik pokoknya,” ujar pelajar yang kini duduk di Kelas 7.2 tersebut.
EDITOR : DICKY ZULKIFLY