Program Pendidikan di Purwakarta Berat, Tapi Mendidik Mental dan Karakter
Foto : Bupati Dedi pamit sebagai Bupati Purwakarta bersama para kepala sekolah, di Bale Sawala Yudhistira, Senin (5/2/2018).
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Dalam rangka mendidik mental pelajar, Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah meluncurkan berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan. Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Bupati No 69 Tahun 2015 tentang Pendidikan Berkarakter.
Menurut Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, kebijakan tersebut memang berat untuk dilaksanakan pada tatanan teknis. Tetapi, tujuan dari kebijakan tersebut dimaksudkan untuk membentuk para pelajar agar memiliki mental dan karakter yang kuat.
Ini disampaikan oleh Dedi dalam acara pamit sebagai Bupati Purwakarta bersama para kepala sekolah, di Bale Sawala Yudhistira, Senin (5/2).
“Saya minta maaf, kalau kebijakan saya melarang PR, sekolah masuk jam 6 pagi, itu memberatkan. Saya juga melarang siswa membawa kendaraan dan jajan di sekolah,” katanya.
Dedi memandang, kebijakan tersebut juga berorientasi menciptakan daya saing bagi pelajar sekaligus membangun produktifitas.
“Pola pendidikan itu harus menjadikan siswa memiliki daya saing, bukan generasi manja. Generasi kita harus produktif,” tuturnya.
Pendidikan Kultur
Dalam kesempatan tersebut, Dedi menceritakan kisah masa kecilnya di sekolah. Kata dia, pendidikan dahulu berpijak pada kultur sehingga melahirkan pribadi yang santun dan berkarakter. Sementara hari ini, pola pendidikan yang diterapkan merupakan pendidikan ala barat yang hanya berpijak pada aspek akademik.
“Saya mengedepankan pendidikan kultur karena merasa khawatir pola pendidikan ini akan hilang. Maka falsafahnya adalah Pendidikan Berkarakter,” katanya.
Falsafah Pendidikan Berkarakter ini sebenarnya sudah diterapkan di Purwakarta sejak awal kepemimpinan Dedi Mulyadi yakni Tahun 2008. Kemudian, baru diperbupkan pada Tahun 2015.
Hal ini menurut Dedi, dilakukan karena yang terpenting adalah penciptaan kultur terlebih dahulu. Aspek legal formal dipenuhi setelah kultur tersebut mengakar dalam kebiasaan siswa.
“Semoga etos positif tercipta di tengah-tengah pelajar kita,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 5 Purwakarta, Rikrik Halimatusa’diyah mengatakan Dedi Mulyadi merupakan sosok Bupati yang concern terhadap dunia pendidikan. Berbagai kebijakan yang telah diluncurkan diakuinya membantu dia dan jajaran dalam mendidik para pelajar.
“Kami sebagai pendidik sebenarnya terbantu dengan kebijakan itu. Beliau memang Bupati yang paling concern terhadap pendidikan anak-anak,” katanya.
EDITOR : DICKY ZULKIFLY