Kabidpora Karawang Sindir Kebijakan Pencabutan Izin Operasional Sekolah di Purwakarta
Foto : Kabidpora Disdikpora Karawang Rahmat Gunadi
Tak Cukup Tuntaskan Tawuran Pelajar yang Sudah Membudaya
KARAWANG, HeadlineJabar.com
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga (Kabidpora) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang Rahmat Gunadi sindir kebijakan pencabutan izin operasional sekolah di Purwakarta.
Sebelum mengarah pada penerapan sanksi, kata Gunadi, fenomena tawuran harus dilihat dari sudut pandang yang lain. Salah satunya, tawuran di kalangan pelajar sulit dituntaskan dengan cepat. Kemudian, saat ini tawuran seolah menjadi doktrin dan budaya di kalangan pelajar.
“Sebenarnya untuk mengatasi permasalahan tawuran ini bukan hanya tugas sekolah ataupun dinas. Ini merupakan tanggung jawab bersama termasuk peran aktif orang tua yang harus bisa mengontrol perilaku anak,” ujar Gunadi di ruang kerjanya.
Apa yang sudah diberlakukan di Kabupaten Purwakarta terkait penutupan izin operasional sekolahpun tidak cukup untuk menuntaskan tawuran pelajar. Pun demikian, tawuran antar pelajar saat ini menjadi salah satu masalah sosial yang terjadi di Kabupaten Karawang.
Pelakunya tidak lagi dilakukan oleh kalangan siswa SMA maupun SMK. Melainkan sudah merambah kepada kalangan siswa di tingkat SMP. Misalnya saja yang terjadi beberapa hari lalu dimana sebanyak 13 siswa SMP berhasil ditangkap oleh petugas Kepolisian saat hendak melakukan aksi tawuran di wilayah Kecamatan Telukjambe Barat.
Gunadi menambahkan, ada beberapa hal yang bisa dijadikan tolak ukur upaya dalam mencegah, dan bahkan menyelesaikan permasalahan tawuran ini dengan berbagai cara termasuk berbagi peran secara bertanggung jawab.
Keluarga, kata Gunadi, merupakan unsur utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur, keteladanan orangtua menurutnya yang menjadi kunci dalam menerapkan contoh prilaku yang baik.
Memberikan perhatian lebih, menanamkan kepercayaan, memberikan reward (penghargaan) atas apa saja karya atau hasil anak yang diraih.
Selain itu, cara lain adalah dengan menerapkan peraturan yang mencerminkan kedisiplinan yang tegas seperti aturan jam belajar, pulang sekolah, main dan sebagainya, serta yang lebih penting adalah membangun komunikasi yang baik dengan pihak sekolah tentang perkembangan anak dalam mengikuti aktivitas pembelajaran.
“Saya rasa cara itu sangatlah penting dilakukan oleh setiap orang tua dalam rangka mencegah secara dini penyimpangan-penyimpangan prilaku anak,” ungkapnya.
Selama ini, lanjut Gunadi, Satgas Pelajar yang bertugas menanggulangi kenakalan pelajar di luar sekolah sebenarnya sudah bekerja keras mengantisipasi aksi tawuran di Karawang. Namun begitu, peran Satgas Pelajar menurutnya tidak berarti apa-apa jika saja peran masyarakat kurang pro aktif membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Satgas setiap hari menyisir titik-titik rawan tawuran, tapi ya namanya siswa ketika sudah ada di luar sekolah pasti saja ada yang seperti itu,” katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Koordinator Satgas Pelajar Karawang Risman Maulana juga mengungkapkan hal yang sama. Setiap hari dia bersama tim satgas pelajar terus melakukan langkah prepentif agar tawuran tidak terjadi.
Bahkan dia bersama anggota lain tidak akan segan menangkap pelajar yang sedang bergerombol di luar sekolah. Hal itu dilakukan agar aksi tawuran pelajar bisa dicegah sedini mungkin.(got/dzi)