Disdik Purwakarta Fasilitasi Anak Pemulung untuk Sekolah
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Demikian, bunyi pasal 34 ayat 1 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Menggugurkan amanat tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta tak tinggal diam saat mengetahui keberadaan dua anak pemulung yang tidak bisa sekolah.
Disdik Purwakarta lantas bergerak memfasilitasi dua anak pemulung itu. Sebelumnya, dua anak ini terlantar tak bisa sekolah karena ikut ayahnya memungut barang-barang bekas, keliling kota Purwakarta.
Kepala Disdik Purwakarta Dr H Purwanto MPd mengatakan, sebelumnya sering melihat dua anak tersebut di jalanan. Kadis sempat mengira anak ini sudah bersekolah. Karena saat di jalanan, dua gadis berusia 6 dan 8 tahun ini sering mengenakan tas sekolah.
“Malam tadi dua anak ini diantarkan oleh Kang Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta ke rumah saya. Meminta anak ini untuk disekolahkan. Saya kaget mendengar ada anak gak bisa sekolah di Purwakarta. Siang tadi masalah ini kita selesaikan,” kata Purwanto, Jumat (28/8/2020).
Dua anak ini bernama Fitriyani Hadiawan berusia 6 tahun dan Putri Agustina Ramadani berusia 8 tahun. Mereka sering terlihat ikut dengan ayahnya bernama Wawan (50) di jalanan.
“Kita fasilitasi Fitri dan Putri bersekolah di SDN Ciwangi. Salah satu sekolah dasar yang kita anggap terbaik. Kita sudah pertemukan dua anak ini dengan kepala sekolah dan guru sekolah tersebut,” ujarnya.
Disdik juga mempekerjakan orang tua anak ini sebagai petugas kebersihan sekolah. Selain itu, Disdik Purwakarta menyiapkan satu perumahan sekolah untuk tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, Disdik juga memberikan bantuan sembako dan perlengkapan mandi.
“Ayahnya masih bisa beraktifitas sebagai pemulung. Kita gak larang itu. Cuma kita melarang anaknya untuk ikut ayahnya saat memulung di jalanan. Kita sarankan Fitri dan Putri bermain sambil belajar di rumah. Karena di situ ada banyak tetangga yang memiliki anak seusia mereka,” kata Kadisdik.
Diketahui, Wawan dan kedua anaknya ini bukan merupakan warga asli Purwakarta. Sebelumnya, ia tinggal di Jakarta. Hanya saja, dengan alasan tertentu ia harus bekerja di jalanan sebagai pemulung mengikutsertakan kedua anaknya.
“Fitri dan Putri ini anaknya periang. Namun saat kita pertemukan di kantor Disdik Purwakarta, kondisi Putri anak paling besar mengalami alergi di kulitnya dan ada masalah pada penglihatan mata kirinya. Sudah kita periksa dan diberikan peralatan pembersih,” katanya.
Pekan depan, mata Putri akan diperiksa oleh balai kesehatan mata. Tim kesehatan mata akan dipanggil ke kantor Disdik Purwakarta.
“Kita juga sudah menyiapkan pakaian dan peralatan sekolah melalui dana BOS dan anggaran pendidikan yang lain. Sehingga dua anak ini bisa terjamin pendidikannya. Tentu, kesehatannya juga,” ujar dia.
Disdik Purwakarta ke depan akan memonitor keberadaan anak yang tak bisa sekolah. Utamanya anak-anak terlantar. “Mereka tak akan bisa sekolah tanpa kita jaring,” kata dia.
Wawan, orang tua Fitri dan Putri mengucapkan terima kasih kepada Disdik Purwakarta yang sudah memfasilitasi dua anaknya untuk bisa sekolah. Wawan mengaku, tanpa bantuan Disdik, anaknya tidak akan bisa sekolah karena berbagai macam alasan.
“Dan saya berterima kasih kepada Kang Dedi Mulyadi sudah mengantarkan anak saya sampai bisa sekolah di Purwakarta,” demikian Wawan.(dik)