BPJS Goes To Campus Guna Lakukan Edukasi Kepada Mahasiswa
Foto : BPJS Kesehatan Goes to Campus.
DEPOK, headlinejabar.com
Dalam rangka meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan menggelar kegiatan “BPJS Kesehatan Goes to Campus” yang dilaksanakan secara bertahap di 9 (sembilan) perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kesembilan perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, serta Universitas Sebelas Maret.
Seperti di ungkapkan Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga Bayu Wahyudi bahwa Kegiatan tersebut ditargetkan kepada mahasiswa karena menurutnya periode usia remaja merupakan masa yang paling rentan dan memiliki risiko yang cukup besar terpengaruh lingkungan.
Faktanya, penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya, tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada anak-anak dan remaja akibat kurang olahraga dan pola makan tidak sehat yang menyebabkan obesitas. Oleh karena itu, promosi pola hidup sehat kepada generasi muda harus dilakukan sejak dini, sehingga diharapkan para generasi muda dapat terhindar dari risiko penyakit katastropik.
“Total biaya penyakit katastropik pada rentang waktu 2014 – 2016 mencapai Rp 36,3 triliun atau 28% dari biaya pelayanan kesehatan rujukan. Peringkat biaya teratas diduduki oleh hipertensi dengan jumlah biaya Rp 12,1 triliun, disusul dengan diabetes mellitus sebesar Rp 9,2 triliun, penyakit jantung koroner sebesar Rp 7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp 6,8 triliun,” kata Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga Bayu Wahyudi dalam acara BPJS Kesehatan Goes to Campus yang diselenggarakan di Universitas Indonesia, Rabu (27/9/2017).
Penyakit katastropik cenderung terjadi karena faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. Apabila dibiarkan, kondisi tersebut dikhawatirkan dapat membawa dampat kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS.
Selain edukasi tentang pola hidup sehat sejak dini, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus tersebut juga diharapkan dapat membentuk serta meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama, dan gotong royong dalam diri para pelajar, terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.
“Mari kita bayangkan. Jika satu orang peserta harus melakukan operasi jantung dengan biaya Rp 150 juta, maka biayanya ditanggung oleh iuran 5.882 peserta kelas 3 yang sehat. Karena bersifat gotong royong itulah, setiap peserta wajib membayar iuran bulanan tepat waktu. Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan,” kata Bayu.
Oleh karena itu, peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa mahasiswa sejak dini, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
“Mahasiswa adalah kalangan berpendidikan yang dapat menjadi panutan dan calon pemimpin bangsa. Oleh karena itu, kami berharap ke depannya mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat agar paham arti penting hidup sehat, serta menularkan semangat gotong royong untuk menyukseskan program JKN-KIS,” kata Bayu.
Sampai dengan Agustus 2017, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi negeri dengan total peserta 7.799 jiwa dan 28 perguruan tinggi swasta dengan total peserta 5.195 jiwa. Kerja sama tersebut meliputi pendaftaran kolektif mahasiswa menjadi peserta JKN-KIS, serta sosialisasi kepada mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat di lingkungan universitas yang bersangkutan.
Hingga 15 September 2017, peserta JKN-KIS telah mencapai 181.701.561 jiwa. Sementara dalam hal pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 21.109 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 5.568 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Sedangkan untuk Wilayah Jabodetabek, peserta JKN-KIS telah mencapai 26.366.132 jiwa. Sementara dalam hal pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 1.666 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 323 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan.
Sementara itu Prof Dr Adi Zakaria Afif Wakil Rektor UI bidang Keuangan Fasilitas dan Logistik mengatakan bahwa pihaknya secara kelembagaan ikut mendukung program pemerintah dengan mewajibkan mahasiswa untuk bergabung di dalam JKN.
“UI sebagai kampus tertua tentu akan mendukung program pemerintah dimana di kampus UI ini memang telah menerapkan aturan kepada mahasiswa baru untuk menunjukan kartu BPJS pada waktu melakukan regristrasi hal ini perlu mengingat manfaat yang di terima oleh masyarakat khususnya mahasiswa itu sendiri,” jelasnya.
Hetty salah satu mahasiswa UI jurusan Ilmu Keperawatan yang ikut hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa dirinya bersyukur dapat hadir di acara BPJD Goes to Campus karena banyak sekali ilmu dan manfaat yang bisa di peroleh dengan ikut menjadi peserta BPJS.
“Selama ini hanya tau saja dan itu juga baru sebatas katanya tetapi dengan ikut seminar ini saya jadi tau banyak manfaaat yang bisa di berikan oleh BPJS karena menurut saya ini penting sebagai investasi untuk kesehatan kita di masa depan,”tandasnya.
REPORTER : YOPI SETYABUDI
EDITOR : DICKY ZULKIFLY