250 Pelajar SDN 6 Kalibaru Depok Terbengkalai
Foto : Atap bangunan SDN 6 Kalibaru Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, roboh sejak tujuh bulan lalu dan sampai saat ini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah setempat. Akibatny, ratusan pelajar sekolah ini terbengkalai.(Yopi Setyabudi – headlinejabar.com)
DEPOK, headlinejabar.com
Nasib 250 pelajar SDN 6 Kalibaru Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, terbengkalai. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sampai hari belum melakukan perbaikan bangunan SDN yang roboh tujuh bulan lalu ini. Tidak adanya dana darurat, pembangunan SDN 6 Kalibaru tertunda untuk waktu yang lama.
Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna mengatakan, proses pembangunan sekolah tersangkut masalah dana yang tidak sedikit. Untuk itu dirinya sedang menyiapkan melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT).
“Kita sedang anggarkan di ABT sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” jelas Pradi saat dikonfirmasi, Rabu (10/8/2016).
Pradi tidak mau terburu-buru dalam melakukan proses pembangunan di SDN 6 Kalibaru berkenaan pembangunan tersebut dilakukan secara tambal sulam.
“Saya ingin pembangunan berkualitas. Untuk itu saya tidak ingin tambal sulam nanti roboh lagi. Perlu dikaji dan dianalisa, kemudian kekuatannya diukur dan sebagainya. Untuk itu dananya tidak sedikit,” paparnya.
Foto : Akibat bangunan belum diperbaiki, selain terbengkalainya KBM, penerimaan peserta didik baru SDN 6 Kalibaru turun drastis sekitar 70 persen.(Yopi Setyabudi – headlinejabar.com)
Ketua Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kota Depok Bambang Bastari menilai, perlu penanganan cepat dalam proses pembangunan SDN 6 Kalibaru karena ini menyangkut nasib 250 yang saat ini menumpang di SMPN 6.
“Ini sudah berlangsung tujuh bulan jadi tidak ada alasan bahwa Pemkot tidak mempunyai anggaran. Ini darurat yang membutuhkan tindakan segera dan merupakan skala prioritas. Kami KPMP Kota Depok telah berkirim surat ke Walikota Depok, DPRD dan UPT Pendidikan Kecamatan Cimanggis tetapi sampai dengan hari ini belum ada balasan dari mereka semua,” tegasnya.
Dirinya mendapatkan informasi dari guru SDN 6 Kalibaru bahwa penerimaan siswa didik di SDN tersebut menurun secara drastis hingga mencapai 70 persen.
“Wajar saja kalau penerimaan siswa didik baru menurun karena orang tua pasti berpikir. Sekolah tidak jelas kapan akan dibangun kemudian jam belajar yang tidak efektif yang hanya sekitar 2 jam sekali pertemuan karena siswa SMP pulang jam 14.30 sedang anak-anak ini pulang pukul 17.00 WIB,” paparnya.
Peryataan Ketua KPMP tersebut diamini oleh Supriyati guru SDN 6 Kalibaru yang sudah 12 tahun mengajar. Supriyati mengaku banyak kendala dalam mengajar di SMPN 6 yang membuat orang tua maupun anak resah.
“Yang pertama masalah jam belajar yang tidak efektif yang hanya satu jam sampai satu setengah jam kemudian apabila ada hujan dan petir pasti mati lampu kalau sudah begitu kegiatan belajar mengajar otomatis berhenti karena gelap,” ujarnya.
Terlebih dengan banyaknya keluhan dari orang tua yang bertanya kapan sekolah diperbaiki, beban tersendiri bagi sekolah. Pihaknya berharap anak-anak dapat belajar seperti sediakala.
“Kita mau jawab apa karena pihak pemerintah atau pun Dinas Pendidikan Depok tidak pernah hadir dan melihat kondisi kita seperti apa jadi yang saya dengar cuma katanya saja mau di bangun bulan April bulan Agustus bulan Desember semua katanya,” keluhnya.
Para orang tua dan guru juga sepakat dan berharap kepada Pemkot Depok untuk segera membangun sekolah mereka karena menurutnya lebih enak di rumah sendiri dari pada di rumah orang lain.
“Sesibuk-sibuknya mereka yang duduk di dewan cobalah lihat dan kunjungi kami kasihan anak-anak yang tidak mampu karena rumahnya jauh. Ada orang tua mengeluh tidak punya biaya, belum lagi banyak siswa yang keluar karena orang tua merasa anak-anaknya tidak mendapatkan pendidikan secara maksimal. Kami berharap untuk dapat segera di bangun,” harapnya.(*)
Editor : Dicky Zuljifly