14 dari 17 Kecamatan di Purwakarta PTM Terbatas

Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Anne Ratna Mustika, saat melakukan pemantauan PTM terbatas di SMPN1 Babakancikao bersama forkopimda da Kadisdik/headlinejabar-Diky Julkifli.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, Jawa Barat, mulai menggelar sekolah dengan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, Senin (6/9/2021). Terdapat 208 SD dan 56 SMP di 14 kecamatan yang sudah melaksanakan PTM terbatas.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, ke-14 kecamatan tersebut dinyatakan bukan berstatus zona merah Covid-19. Sementara, untuk Kecamatan Purwakarta Kota, Bungursari, dan Jatiluhur belum bisa melaksanakaj PTM terbatas karena masih berstatus zona merah.

Baca Juga  Kadisdik Purwakarta: Kami Punya Posko Aduan PPDB

“Saya pantau pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah sudah berjalan dengan baik,” kata Anne saat memantau pelaksanaan PTM secara terbatas di SDN 1 Ciwareng dan SMPN1 Babakancikao.

Bupati Anne melakukan pemantauan seperti biasa bersama Forkopimda serta Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta.

“Anak-anak sepertinya sudah paham prokes. Saya apresiasi karena ada inovasi dompet sehat. Dompet ini disiapkan orang tua siswa yang isinya hand sanitizer, cadangan masker, sapu tangan, dan kayu putih,” katanya.

Baca Juga  Disdik Purwakarta DapatĀ  Pengahargaan Cerdas Berkarakter Kemdikbud

Pelaksanaan PTM terbatas di Purwakarta ini, akan terus dievaluasi selama dua minggu kedepan. Jika gelombang satu ini lancar, maka gelombang kedua akan menyusul.

“Sekolahnya juga kapasitas masih 50 persen jadi memang ada shift. Hari ini kita lihat mereka satu bangku satu anak, mudah-mudahan berjalan dengan baik,” ujar Anne.

Aga Mahesa (15) salah seorang siswa mengaku senang dengan PTM terbatas ini. Hampir setahun, ia belajar secara daring di rumah. Meski sudah dipaksakan, pembelajaran daring membuat dirinya jenuh.

Baca Juga  Banyak Kegiatan Pendidikan Jenjang Menengah Atas Terbengkalai di Purwakarta

“Kalau belajar di sekolah kan enak. Bisa berbaur dengan teman-teman dan guru. Dan tentunya gak jenuh. Kalau di rumah kan jenuh,” katanya.(dik)