Tanpa Ulama Bangsa Ini tak Punya Pegangan
Foto : Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika dalam kesempatan Tasyakur Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-41, dan Halal bi Halal Idul Fitri 1437 H di Balai Kartini, Jakarta.(Yusuf Stefanus – headlinejabar.com)
JAKARTA, headlinejabar.com
Peran ulama cukup sentral dalam membina umat. Sebagai pewaris para nabi dan rasul, ulama merupakan tombak kekuatan bangsa. Tak terkecuali dengan ulama di Indonesia.
“Tanpa para ulama, tentulah bangsa ini tidak akan mempunyai pegangan, tanpa para ulama, kita tidak mempunyai dorongan-dorongan yang baik,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla ketika memberikan sambutan pada acara Tasyakur Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-41, dan Halal bi Halal Idul Fitri 1437 H di Balai Kartini, Jakarta.
Wapres mengungkapkan, bangsa Indonesia memiliki harapan besar terhadap para ulama. Hal ini sejalan dengan cita-cita pendiri Majelis Ulama Prof. Buya Hamka, yakni untuk pembinaan umat Islam Indonesia yang baik. Namun, dalam perjalanannya masih mengalami banyak kekurangan.
“Lebih-lebih di era seperti sekarang ini, dimana umat Islam di dunia banyak menghadapi cobaan, sebagaimana sering saya katakan, bahwa umat Islam saat ini penuh air mata, di Timur Tengah, di Afrika. Kita mendoakan agar segala musibah itu Insya Allah dapat berakhir dengan baik,” harap Wapres.
Wapres mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur, karena umat Islam di Indonesia tidak mengalami musibah.
“Di Timur Tengah umat Islam hijrah ke Eropa, di Afrika juga mengalami hal yang sama sehingga harus berenang untuk mengungsi mencari kedamaian. Sementara di negara-negara Barat umat Islam selalu dicurigai sebagai Islamophobia, ucap Wapres.
Menurut Wapres, sebagaimana yang sering disampaikan dalam berbagai kesempatan, terdapat dua hal yang membanggakan umat Islam di Indonesia, yakni suasana atau keadaan yang tenang terkait tingginya toleransi beragama, serta jumlah umat Islam yang banyak. Namun, Wapres tetap mengajak umat Islam berbuat lebih baik lagi, untuk mengejar kekurangan di bidang perekonomian dari banyak negara.
Dalam pembangunan ekonomi, Wapres mengatakan, bahwa umat Islam memiliki modal besar yang dicontohkan dengan zakat.Oleh karena itu Wapres meminta agar umat Islam tidak menganggap remeh tentang zakat. “Siapa yang membiayai masjid, pesantren, dan panti-panti asuhan itu, kalau bukan zakat, infak, dan sodaqah. Jangan meremehkan zakat yang sekian persen,” tutur Wapres mengingatkan.
Sementara itu, terkait rencana MUI untuk mendirikan lembaga keuangan dengan nama Islamic Development Fund (IDF), Wapres berpesan, agar organisasi Majelis Ulama berhati-hati dalam memberikan pernyataan terkait pendirian lembaga keuangan tersebut.
“Kita banyak yang berhasil dalam hal pendanaan, namun apabila gagal siapa yang bertanggungjawab, apabila hilang dananya siapa yang bertanggungjawab, “seru Wapres.
Untuk itu, Wapres meminta agar MUI mendorong umat dan memanfaatkan lembaga keuangan keislaman yang sudah ada.
“Doronglah umat, doronglah BAZNAS [Badan Zakat Nasional], kita berpikir seakan-akan zakatnya 2 persen, padahal jauh dari itu, karena itu [diterima] langsung,” ungkap Wapres.
“Kalau Pak Kiyai biasa mengkritik pemerintah, maka pemerintah juga bisa mengkritik ulama,” gurau Wapres.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Kepala Setwapres Mohamad Oemar, sejumlah duta besar negara sahabat, pimpinan majelis agama, dan pimpinan ormas Islam.
Reporter : Yusuf Stefanus
Editor : Dicky Zulkifly