Rukoyah, Pengikut Dimas Kanjeng Akhirnya Pulang ke Purwakarta

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersama warganya, Rukoyah asal Desa Sukadami Kecamatan Wanayasa, yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Rukoyah (60) tiba di kampung halaman di Desa Sukadami Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (11/10/2016). Rukoyah berhasil dipulangkan setelah sebelumnya memilih bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo Jawa Timur.

Ia dijemput oleh tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta yang terdiri dari kepala desa dan camat setempat atas perintah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Dalam pertemuannya dengan Bupati Dedi, Rukoyah mengaku hanya mengikuti pengajian biasa berupa istigosah dan wirid-wirid tertentu yang menurutnya tidak aneh dan sudah biasa dia lakukan. Karena itu Rukoyah tidak menerima jika disebut sebagai korban.

Baca Juga  Presiden Panggil Sejumlah Musisi ke Istana

“Makanya saya ini bukan korban. Masa ada sih korban pengajian. Kenapa saya tidak pulang ke sini? Mungkin karena saya pulang ke Yogyakarta, saya kan ada rumah juga di sana,” jelas Rukoyah di rumah dinas Bupati Purwakarta Jl Gandanegara No 25.

Rukoyah sendiri sempat menyanggah kasus penggandaan uang yang marak diberitakan. Menurut wanita empat anak ini sama sekali tidak ada praktik penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng.

Baca Juga  Kakorlantas Minta 15 Menit Tol Digratiskan Jika Macet 5 Km

Bahkan dia mengaku, hanya melihat proses penangkapan melalui tayangan televisi, padahal saat peristiwa itu terjadi dirinya berada di barak-barak yang dibangun di sekitar padepokan.

“Saya sudah enam bulan tinggal disana. Tidak ada yang aneh. Bahkan saya nonton soal penangkapan itu melalui tayangan televisi padahal saya ada di sana,” papar Rukoyah.

Rukoyah tidak menampik bahwa dirinya pernah melihat tumpukan uang yang banyak di Padepokan Dimas Kanjeng. Ia pun sempat menyaksikan tak kurang dari 43 karung berisi uang berikut peti-peti besar yang semuanya penuh dengan uang.

Baca Juga  Selamat Hari Perempuan Internasional 2016

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyayangkan peristiwa yang dialami oleh warganya tersebut. Dedi yang juga politisi Partai Golkar memandang, hal ini diakibatkan oleh perubahan pola pikir masyarakat yang ingin segalanya serba instan. Sehingga menurut dia, cara mistis dan klenik dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

“Bangsa ini akan bangkrut kalau pola pikir mistis dan klenik seperti ini terus dipelihara dan berkembang. Ingin cepat kaya, pakai jalan instan, imajinasinya jadi macam-macam. Pengen banyak uang diantaranya, tapi enggan berusaha,” pungkas Dedi.

Editor : Dicky Zulkifly