Presiden : Kejar Sisa Gerombolan Santoso
Foto : Operasi Tinombala.(Istimewa)
JAKARTA, headlinejabar.com
Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo mengapresiasi kinerja pihak TNI Polri dalam Operasi Tinombala 2016. Pimpinan Teroris Santoso alias Abu Wardah Jaringan Mujahidin Indonesia Timur, di Poso Sulawesi Tengah, yang berhasil dilumpuhkan oleh tim gabungan Polri dan TNI.
“Presiden memberikan apresiasi kepada Polri dan TNI atas keberhasilan melumpuhkan kelompok teroris Santoso,” ucap Presiden Joko Widodo, baru-baru ini.
Tepatnya Senin (18/7/2016) sekitar pukul 17.00 sampai 17.30 terjadi kontak senjata antara anggota TNI dan kelompok Santoso berjumlah lima orang, dua orang tertembak yang salah satunya Santoso. Sementara tiga orang lainnya masih dalam pengejaran.
Presiden meminta agar kelompok-kelompok atau anak buah Santoso agar tetap dilakukan proses pengejaran. “Agar langkah dan upaya mengejar sisa-sisa gerombolan tetap dikejar,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengingatkan untuk tetap waspada terhadap ganggungan terkait terorisme bahkan potensi-potensi ancaman, kewaspadaan lebih tingkatkan kembali kepada jangan sampai kendur.
“Untuk tetap waspada terhadap potensi dan ancaman terorisme, jangan sekali kendur melemah sebaliknya kewaspadaan perlu ditingkatkan dan diperluas untuk menjaga bangsa dan negara dari aksi dan ancaman terorisme,” tandas Jokowi.
Sementara Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara 90 persen memastikan kebenaran jenazah Santoso pascabaku tembak tersebut.
Menurut Kapolri untuk mengenali identitas jenazah telah dilibatkan beberapa orang saksi, seperti keluarga, kepala lingkungan dan lima orang anggota kelompok Santoso yang sudah terlebih dulu ditangkap.
Tito menggaris bawahi bahwa kepastian identitas dari dua jenazah tersebut menunggu hasil tes DNA dan forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara di Palu. Hal ini disampaikan Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian Selasa (19/7/2016) siang.
“Jadi kita duga sekali lagi kalau sekarang mungkin baru 80 persen. Katakan lah 90 persen, adalah Santoso yang satu lagi kira-kira 70 persen adalah Basri tapi dua tiga jam mendatang setelah nanti di Rumah Sakit Bhayangkara dibersihkan, akan kita dapat keterangan yang akurat lagi,” jelas Kapolri Jendral Tito Karnavian.
Kapolri menambahkan, tim yang akan mengenali yang diduga Santoso dan juga tim di Poso segera memanggil masyarakat yang mengenali Santoso.
“Anggota kan banyak. Yang kenal dia karena pernah nangkap dia dulu. Ada tim yang pernah memeriksa dia dulu pada tahun 2005 kemudian ada pengenalan foto kemudian juga ada beberapa saksi masyarakat yang kenal dia,” tutup Kapolri.(*)
Editor : Dicky Zulkifly