Presiden Jokowi Jelaskan Strategi Pembangunan Masyarakat Indonesia di Korea Selatan


Untuk menyongsong persaingan, Presiden berpendapat bahwa pembangunan yang merata merupakan hal yang saat ini dibutuhkan masyarakat dan industri. Bila dahulu pembangunan nasional hanya terfokus pada Pulau Jawa, kini pembangunan sudah diarahkan agar merata secara nasional.
“Dulu kita konsentrasi di Jawa. Sekarang kita sebar, tidak Jawasentris, tapi Indonesia-sentris. Ini sudah kita mulai. Jalan tol, Tol Trans Sumatera, sudah dimulai di Lampung. Palembang kita harapkan dalam 3 tahun dan nanti sampai ke Aceh. Di timur sudah kita mulai kereta apinya, di Sulawesi. Supaya Nusantara merata, tidak hanya di Jawa terus, karena di luar jawa juga butuh infrastruktur,” terang Presiden.
Presiden juga menyampaikan kepada masyarakat Indonesia yang hadir bahwa dirinya tidak ingin para menterinya mengulangi kesalahan-kesalahan terdahulu dan bekerja lamban. Presiden selalu memberikan target kepada para menteri untuk menyelesaikan pekerjaannya.
“Perencanaan sudah puluhan tahun tapi tidak diputuskan. Eksekusi dan dimulai, saya cek terus. Sehingga kalau saya ke sana, ke sini, saya kontrol pekerjaan, apa problemnya, sampaikan ke saya. Kalau ada masalah tanah, saya telepon menteri, kok pembebasan lama sekali. Saya cek lagi belum apa-apa, ya ganti. Mesti copot dong. Kalau tidak ada target, enak dong kerja,” tambahnya.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga merasa terusik ketika melihat fasilitas perbatasan di negara tetangga jauh lebih bagus dari negara kita. Presiden pun menginstruksikan agar wilayah perbatasan Indonesia dibangun dengan yang jauh lebih baik dibanding fasilitas perbatasan negara tetangga.
“Kalau saya pergi ke Matoai, di Timur Leste, gedung besar, jalan bagus, di tempat kita, saya ga berani ngomong. Saya minta minggu ini juga bangunan diruntuhkan dan harus lebih bagus dari yang di sana. Yang di Entikong juga sama, lebar jalan 4-5 meter, kemudian bangunan pemeriksaan juga aduh. Saya bandingkan juga. Saya sampaikan akhir tahun depan harus selesai,” ujarnya sambil menggelengkan kepala.
Dalam penutup pidatonya,Presiden berharap setelah pembangunan infrastruktur terlaksana dengan baik, industri semakin terdorong dan lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar. Beliau menekankan bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam. Namun, saat ini Indonesia belum memiliki infrastruktur yang dapat mengolahnya. Untuk itulah Presiden memfokuskan pemerintahannya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
“Ke depan semoga target bisa dipenuhi, buka lapangan kerja yang seluas-luasnya, dan kita harapkan pertumbuhan ekonomi semakin baik, sekaligus pemerataan di semua pulau,” tutupnya.(*)

Reporter : Yusuf Stefanus
Editor     : Aga Gustiana
Baca Juga  Menteri Pariwisata Puji Terobosan Kang Dedi Bangun Museum Digital