Perpusnas Fokus Digitalisasi Perpustakaan Wilayah Terluar Terpencil
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mulai menata wilayah-wilayah terluar dan terpencil di Indonesia, segera memiliki perpustakaan daerah berbasis digital.
Untuk menyikapi di era globalisasi ini, tentu perpustakaan harus masuk di dalamnya. Perpustakaan harus dirasakan familier.
“Perpustakaan saat ini jangan konotasinya berkesan dengan tumpukan buku yang menjenuhkan,” kata Sekretaris Utama Perpusnas Dedi Junaedi di Purwakarta, Selasa (14/3/2017).
Fasilitasi perpustakaan secara fisik, kata Dedi, itu harus ada. Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan dimaksud, Perpusnas sudah memiliki teknologi tanpa buku.
“12.500 judul dan 125.000 copy. Nah ini supaya mempermudah anak-anak didik dalam mondownload konten bacaan secara mudah, menyikapi serangan media digital saat ini,” lanjut Dedi.
Melalui buku digital yang fulltext, kebutuhan masyarakat akan buku digital cukup terbilang tinggi. Supaya ke depan aksesnya mudah, di manapun.
Foto : Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di aula bank bjb Purwakarta.
“Itu untuk di kota. Lalu bagaimana dengan di desa. Utamanya perbatasan. Perpustakaan akan memberikan software ke wilayah-wikayah terpencil dan terluar di Indonesia,” lanjut dia.
Meski fokus penataan perpustakaan digital mulai didengungkan, bukan berarti, digitalisasi perpustakaan akan menghilangkan nilai keaslian buku.
“Prinsipnya, jangan sekali-kali dibenturkan antara digital dengan perpustakaan. Itu senada,” papar Dedi.
Dedi hadir dalam kesempatan Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Provinsi dan Kabupaten Kota Tahun 2017 di aula bank bjb Purwakarta, Jawa Barat.
Acara yang diselenggarakan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) Jawa Barat ini, bertajuk “Implementasi Revolusi Mental melalui Gerakan Nasional Gemar Membaca Dalam Rangka Meningkatkan Indeks Kegemaran Membaca Masyarakat”.
Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Popong Otje Djundjunan hadir dalam momen ini. Ceu Popong begitu dia disapa menuturkan, pembangunan perpustakaan itu penting, beriringan dengan lahirnya regulasi perundang-undangan digital.
“Termasuk untuk Purwakarta, kami mensuport secara fisik dan digitalisasi perpustakaan di sini. Akhir tahun ini mudah-mudahan Purwakarta beres punya perpustakaan digital,” tutup dia.
EDITOR : DICKY ZULKIFLY