Paham Islam Aswaja Diklaim Jamin Keutuhan NKRI

Foto : Mantan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi.(Istimewa)

DEPOK, headlinejabar.com

Mantan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai, agama harus dilindungi oleh negara. Sehingga, agama menjadi potensi bagi begara, bukan menjadi masalah atau agama yang diklaim sebagai biang masalah negara.

Hanya saja, lanjutnya, pola yang harus ditata. Menurutnya, pola yang memungkinkan adalah Islam yang berlandaskan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Pasalnya, Aswaja tidak berinduk pada negara asing manapun. 

“Aswaja itu ada sebelum Indoensia merdeka. Aswaja itu made in Indonesia, bahkan Muhamadiayah  dan NU itu sama gerakaanya,” ujar Pengasuh Pesantren Al-Hikam dalam alcara Halaqoh Nasional Ulama Pesantren Dan Cendekiawan Gerakan Dakwan Aswaja Bela Negara. Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Beji, Rabu (28/9/2016).

Baca Juga  Indonesia-Iran Sepakat Perkuat Kerja Sama Migas dan Perdagangan

Hasyim menegaskan, pemahaman Islam melalui Aswaja merupakan Islam yang moderat. Dirinya menegaskan, cara penggunaan agama yang berpaham Aswaja dengan mengisi Negara bukan menghadapi Negara. Meurutnya, faktor tersebut menjadi potensi perekat Negara. Bahkan, lanjutnya, bukan menjadi Negara agama, tapi negara damai yang dilindungi negara. 

“Deradikalisasi masuk sejak reformasi, ini harus diatasi oleh pemikiran aswaa yang moderat polanya belum ada. Hanya dengan Aswaja An-Nahdhiyah (NU-red) negara terjamin. Kalau bela Negara Indonesia harus menggunakan embrio Aswaja pemikiran Islam moderat tadi,” paparnya.

Baca Juga  Pemrov DKI Jalin Kerjasama Dengan Jepang Untuk Bertukar Gorila

Sementara itu, Kabid Pendidikan Kementerian Pertahanan RI Mayjend Wartino mengungkapkan bahwa saat ini merupakan era digital. Menurutnya, pengaruh teknologi dan informasi secara cepat juga mempengaruhi ketahanan  maupun ideology. Bahkan, lanjutnya, brain washing atau cuci otak merupakan cara termurah untuk menyerang dan melawan kekuatan lain.  Dia menambahkan, aksi terror di dunia juga memanfaatkan teknologi dalam menjalankan aksinya. 

“Saat ini, pertahanan Negara yang efektif adalah melalui bela Negara. Untuk itu, tedapat aturan system pertahanan dan revitalisasi kesadaran warga. Di saat semua Negara mengalami degradasi Nasionalisme, Patriotisme, kita memiliki Ideologi Pancasila,Islam dan kekuatan Indonesia ada di bela Negara. Kalau di Negara lain, saat Negaranya di serang masyarakatnya mengungsi. Tapi,kalau kita diserang rakyat ikut melawan bersama TNI,” ujarnya sebagai pengganti Narasumber Menhan ini.

Baca Juga  Kunker Jokowi Masih Fokus Pada Revitalisasi Pasar

Acara yang digelar selama dua hari tersebut diikuti para Ulama dan Kiyai dari seluruh Indonesia. Rencananya, sejumlah tokoh seperti:  Kepala BNPT, Kapolri, Ketua FPI dan lainnya  akan mengisi materi dalam acara tersebut.(*)

Reporter : Yopi Setyabudi
Editor : Dicky Zulkifly