Menolak Adanya Dialog, Sekjen Peradi : Ahok Tidak Paham Hukum

JAKARTA, headlinejabar.com
Ribuan warga DKI Jakarta berkumpul bersama untuk kompak dalam penolakkan penggusuran yang dianggap semena-semena yang dilakukan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama.
Bertempat dibawah kolong jembatan Jakarta Utara, ribuan warga tersebut melakukan orasi bergantian, dari Aliansi Rakyat Miskin Jakarta, Kaum Buruh dan Nelayan Jakarta. Minggu (15/5/016). Dengan memakai kaos merah bertuliskan “Penggusuran Rakyat Miskin Kok di dukung Dimane Otak Loe”. Ada juga yang membentangkan spanduk bertuliskan “Gue Warga Jakarta Rindu Pemimpin dari Buruh dan Rakyat Miskin”.
Menurut Mario Sitompul Ketua aksi tersebut, bahwa ini adalah aksi yang menentang tentang apa yang dilakukan gubernur DKI Jakarta dengan melakukan penggusuran dibeberapa tempat di Jakarta.
“Jelas hari ini kita menolak penggusuran secara paksa dari ahok Kita ingin menyuarakan pergusuran yang sewenang-sewenang merebut  hak masyarakat. Itu melanggar konstitusi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia,” jelasnya.
Merujuk pada data yang dihimpun Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) terdapat sekitart 62036 orang miskin jadi korban penggusuran Ahok sejak tahun 2013, antara lain kali jodo, pasar ikan, bukit duri dan luar batang.
Ditambahkan, Sekertaris Jendral (Sekjen) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sugeng Teguh Santoso, menghimbau kepada wakil rakyat untuk menghentikan penggusuran secara paksa karena dinilai hanya menguntungkan pihak tertentu dengan dengan usaha propertinya.
“Semua perwakilan rakyat miskin Jakarta agar gubernur dan dprd menghentikan penggusuran secara paksa yang dilakukan oleh gubernur, penggusuran hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu,” kata Sugeng kepada headlinejabar.com.
Tak hanya itu bahkan Sugeng mengatakan bahwa Gubernur DKI yang kerap disapa Ahok tak paham tentang hukum karena menolak adanya dialog.(*)

Reporter : Yusuf Stefanus
Editor     : Aga Gustiana
Baca Juga  Wartawan Bukan Momok Menakutkan