Menhan Berharap Tak Ada Operasi Militer Pada Pembebasan 10 WNI

JAKARTA, headlinejabar.com
Pasca disanderanya 10 Warga Negara Indonesia (WNI) di Filipina oleh kelompok pemberontak abu sayyaf, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, mengharapkan proses negosiasi berjalan baik, karena jika ada operasi militer, ditakutkan menimbulkan korban. Sampai saat ini masih dalam proses dua penyelesaian diplomasi dan negosiasi.
Diketahui sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi beberapa waktu lalu memberi keterangan kepada sejumlah wartawan, pasalnya pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina untuk penyelamatan 10 sandera. Begitu juga dengan Pemerintah Malaysia yang siap membantu jika sewaktu membutuhkan bantuannya.
“Kan sudah disampaikan menlu itu kan daerah filipina, otoritas filipina, kita tunggu saja itu kan ada 2 penyelesaian secara diplomasi kemudian negosiasi kemudian masalah kekuatan militer sekarang kita sedang berada dalam diplomasi dan negosiasi mudah-mudahan ini yang terbaik. Karena dengan militer ada dampaknya,” kata Ryamizard usai paripurna di Istana Negara, Kamis (7/4/2016).
Ryamizard menegaskan kembali, jika saat ini pihaknya sedang dalam negosiasi dan diharapkan negosiasi berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.
“Kesiapan sekarang kita tunggu saja kan masih besok entah malam entah apa diundur lagi, tetap masih nego, nego itu kan masih mundur, saya harap nego bagus, karena dampak operasi militer pasti ada yang mati, kalo yang mati yang teroris gada masalah, kalo yang mati kita disayangkan,” ucap Ryamizard.(*)

Reporter  : Yusup Stepanus
Editor      : Aga Gustiana
Baca Juga  Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Jenguk Brigadir Hanafi Korban Kekerasan Supporter