Langkah Ridwan Kamil Membangun Bandung di Luar APBD

BANDUNG, headlinejabar.com
Membangun Kota Bandung rupanya tidak hanya menyedot dana yang dimiliki pemerintah kota (Pemkot). Bagaimana Pemkot menutupi kebutuhan anggaran untuk membangun kota besar sekelas Bandung? berikut jawaban yang dipaparkan oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil.
Pemimpin muda yang biasa disapa Kang Emil ini memaparkan, dana yang disiapkan dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) memang terbatas. Sehingga pihaknya perlu mencari bentuk-bentuk kerja sama lain, utamanya kerja sama luar negeri. 
Sebelum menjabat jadi walikota, Ridwa Kamil memang menghabiskan waktu sibuknya dengan bekerja sama ekonomi global selama 17 tahun.
“Setelah menjadi walikota, saya kontak kembali jaringan-jaringan yang dulu bekerja sama. Untuk membantu pembanguanan Kota Bandung. Alhamdulilah selama dua tahun ini sudah ada buktinya,” papar Emil dalam acara salah satu stasiun televisi swasta Jawa Barat, di hotel Mitra Jalan Supratman No 98 Bandung, Jawa Barat, Senin (16/5/2016).
Kerja sama yang dibangun selama kurun dua tahun itu, antara lain di sektor kesehatan, pendidikan dan kebersihan. Prinsip Ridwan Kamil, semua upaya itu harus dijemput tak bisa ditunggu. Jadi, dimana ada sumber bantuan harus dikejar.
“Selama dua tahun, sudah ada 10 kunjungan yang dilakukan dan hasilnya saya sudah tulis di media sosial. Sebenarnya setiap saya melakukan kunjungan. Salah satunya adalah melobi perusahaan agar membantu pembangunan di wilayah Kota Bandung,” kata Emil.
Bantuan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Belanda kepada PDAM Kota Bandung menyedot anggaran senilai lima juta eouro. Selain itu dengan Pemerintah Singapura, ada beasiswa sehingga camat dan lurah terbaik di Kota Bandung akan disekolahkan di Singapura. 
Lalu kerja sama dengan Malaysia yang akan dijalin empat minggu ke depan. Membuka toko pertama tentang Bandung, tepatnya di Kuala Lumpur bernama Little Bandung.
“Selain hasil dari itu, saya juga merencanakan kunjungan ke facebook untuk membantu lingkungan UMKM agar tembus pasar Asean,” jelas Emil.
Perihal pendidikan, Ridwan Kamil menjelaskan, Pemkot Bandung memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi agar bisa kuliah di sekolah yang diinginkannya. Selain itu beasiswa S2 luar negeri.
“Saya yakin dengan pengadaan beasiswa seperti ini anak-anak yang semangat sekolahnya sampai tinggi, akan memanfaatkan program seperti ini untuk meraih cita-cita yang diinginkannya,” terang Emil.
Mengenai kebersihan, selama dua setengah tahun untuk Bandung yang bersih perlu SDM sebanyak 6000 orang. Di antaranya 1500 penggali gorong-gorong, 1500 petugas kebersihan, 1500 petugas keamanan, dan 1500 penyiram tanamanan.
“Kebersihan itu kebutuhan, jadi kita sebagai warga Bandung harus peduli terhadap kebersihan. Hasil yang kita dapat salah satunya penghargaan Adipura ini,” beber Emil.
Bagaimana dengan kesehatan, Ridwan Kamil menyebut butuh rumah sakit yang besar. Baru-baru ini pihaknya mendatangi investor di Boston yang memang terbiasa membangun rumah sakit. Mereka menawarkan bantuan. 
Mereka turut akan memberi bantuan pengembangan RS khusus kanker. Membantu kurikulum dokter-dokter rumah sakit supaya standar pelayanan rumah sakit sama dengan standar playanan di Amerika. Selain itu, mereka turut menyiapkan pengembangan Puskesamas di 70 lokasi agar menjadi standar yang baik dan jumlahnya merata.
“Kunjungi tempat yang bisa dimanfaatkan. Saya biasanya pergi ke luar negeri untuk berkunjung supaya mendapat manfaat, ada MoU, ada peluang bisnis dan lain sebagainya. Untuk membantu pembangunan Kota Bandung. Intinya, percayalah kepada walikota,” tutup Emil.(*)

Reporter : Aga Gustiana
Editor : Dicky Zulkifly
Baca Juga  Ini Kegiatan Perdana Presiden Jokowi di Brussel