Kepala Barantin Lepas Ekspor Perdana PT STP ke Brunei Darussalam

Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean (keempat kanan) melepas ekspor perdana PT STP berupa induk, benur dan pakan udang ke Brunei Darussalam, Jumat (15/11).

Ekspor Induk, Benur dan Pakan Udang

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Kepala Badan Karantina (Barantin) Sahat Manaor Panggabean melepas ekspor perdana produk industri akuakultur PT Suri Tani Pemuka (STP), Jumat 15 November 2024.

Ekspor perdana produk STP meliputi induk, benur dan pakan udang ini akan dikirimkan ke Brunei Darussalam. Prosesi pelepasan ekspor digelar di PT STP Jl. Raya Sadang-Subang Desa Cibatu, Purwakarta, Jawa Barat.

Kepala Barantin Sahat Manaor Panggabean mengatakan, Indonesia akan maju ketika pemerintah dan pelaku usaha bergandengan tangan.

“Untuk itu, ekspor perdana ini menarik untuk mengingatkan kita kembali bahwa komoditi udang adalah andalan Indonesia,” kata Sahat dalam sambutannya.

Baca Juga  Kapolres Cilegon Ajak Warga Tingkatkan Iman Takwa Tangkal Radikalisme

Produksi udang dalam negeri saat ini kian menemukan trend positif, meningkat terus, dibantu dengan sistem yang terintegrasi.

“Kita akan naik terus, dengan satu sistem yang terintegrasi, Indonesia bisa menjadi champion komoditi udang di dunia,” ucap Sahat.

PT STP merupakan anak usaha milik JAPFA yang berfokus pada budidaya perairan yang terintegrasi. Pada ekspor perdana itu, PT STP mengirim 42 ton pakan udang dikemas dalam dua kontainer, 8 juta benur dan 400 induk udang.

“Hari ini dilakukan ekspor perdana untuk komoditi induk, benur dan pakan udang. Ini menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu dan ini merupakan program nasional bahwa Indonesia menjadi lead-nya komoditi udang,” kata Sahat.

Baca Juga  Indonesia - Turki Tingkatkan Kerjasama Bidang Pertahanan

Yang menarik, sambungnya, Barantin menerbitkan Sertifikat Karantina di sini. Jadi nanti tidak perlu lagi diperiksa di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Hal ini menjadi signifikansi perubahan Badan Karantina Indonesia saat ini,” ujar Sahat.

Sertifikat Karantina bisa dikeluarkan di sini, sambungnya, karena dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga sudah menjamin mutunya di hulunya.

“Jadi ini kolaborasi antara KKP yang ada di hulu dengan Barantin yang ada di hilir. Jadi satu kesatuan dan saling terkoneksi,” ucap Sahat.

Baca Juga  Ternyata Miliki NIK Ganda Tak Diakui Negara

Pola kolaborasi model ini, kata Sahat, menjadi yang pertama kali pada tahun ini dan akan diteruskan.

“Keuntungan dari kolaborasi ini meliputi transparansi, traceability, kepastian waktu dan biaya. Ini kemudahan yang diberikan pemerintah untuk para pelaku usaha. Dan ini bukan hanya untuk komoditi udang saja tapi semua komoditi lainnya di daerah manapun akan seperti ini polanya,” kata Sahat.

Lebih lanjut Sahat menegaskan, Indonesia akan semakin maju bila pemerintah dan pengusaha saling bergandengan tangan.

“Kami sampaikan apresiasi kepada STP yang berhasil melakukan ekspor perdana induk, benur dan pakan udang ke Brunei Darussalam,” ujar Sahat.