Kapolda Jabar Apresiasi Program Kesundaan di Purwakarta
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan mengapresiasi program dan kebijakan pembangunan berbasis kearifan lokal (kesundaan, red) yang selama ini diterapkan di Kabupaten Purwakarta.
Sejak lama kapolda tertarik dengan program berbasis kebudayaan Sunda yang telah digalakkan di Purwakarta sejak 2008 lalu. Irjen Pol Anton mengaku ingin belajar secara langsung kepada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
“Kedatangan saya kesini ingin belajar tentang Kesundaan, mungkin Pak Bupati Purwakarta bisa mengajari saya,” kata Anton.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara silaturahmi jajaran Kapolda Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Kamis (6/4/2017) kemarin di Bale Maya Datar Purwakarta.
Pembangunan berbasis kebudayaan, menurut Anton, merupakan pengamalan terhadap nilai-nilai kebhinnekaan yang dianut bangsa Indonesia.
Untuk menggarap pembangunan ini sampai akhir, dibutuhkan konsistensi kepala daerah dalam mengawal setiap kebijakan yang ia tetapkan.
”Saya mendukung konsistensi Bupati Purwakarta dalam memperjuangkan budaya Sunda. Prinsip ini adalah pengamalan kebhinnekaan karena kebudayaan adalah kekayaan kita yang harus kita jaga,” katanya.
Bukan hanya konsistensi, mantan Kapolda Sulawesi Selatan itu pun menegaskan, Kepala daerah harus memiliki keberanian memajukan kearifan local yang ada di wilayahnya. Sebagai contoh, Sunda memajukan kebudayaan Sunda, Jawa memajukan kebudayaan Jawa, Maluku memajukan kebudayaan Maluku.
“Kepala daerah harus berani seperti ini. Ini kewajiban bagi seluruh anak bangsa,” katanya.
Menanggapi dukungan Kapolda Jabar, Dedi Mulyadi berterima kasih dan mengamini seluruh paparan Anton. Dalam pertemuan tersebut. Kedua tokoh Sunda itu pun terlihat akrab dan memiliki visi yang sama tentang kesundaan.
Menurut Dedi, langkah yang dia lakukan di Purwakarta merupakan bagian dari pembangunan berbasis kearifan lokal. Karena Purwakarta merupakan daerah yang secara kultur termasuk ke dalam kebudayaan Sunda, Dedi memilih kesundaan untuk diterjemahkan ke dalam visi dan program pembangunan di wilayahnya.
”Pembangunan kesundaan itu harus terlihat dalam seluruh bidang, mulai dari arsitektur sampai pola pelayanan kepada masyarakat,” kata Dedi.
Tradisi masyarakat Sunda zaman dahulu sedang dihidupkan kembali di Purwakarta, Dedi mencontohkan “beras perelek”, konsep tata kelola lingkungan hingga arsitektur yang hari ini sudah berhasil diterapkan di Purwakarta.
“Tradisi masyarakat Sunda di masa lalu itu coba kita hadirkan kembali,” katanya.
Irjen Pol Anton sempat memberikan kenang-kenangan berupa kujang yang menjadi simbol kewibawaan Sunda kepada Dedi Mulyadi. Sementara itu, Dedi memberikan patung menong dan sejumlah buku tentang kesundaan yang menjadi buah pikirnya selama menjabat sebagai bupati.
REPORTER : ROSAD NURDIN
EDITOR : DICKY ZULKIFLY