Jambore Nasional Sertakan Program Deradikalisme
Foto : Presiden Joko Widodo (kanan) selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka memberikan pembekalan kepada anggota Pramuka dalam acara pelepasan 462 kontingen Pramuka Indonesia yang akan berangkat ke Jambore Dunia ke-23 ke Jepang di halaman depan, Istana Merdeka, Jakarta, 24 Juli 2015. Tempo/ Aditia Noviansyah
JAKARTA, headlinejabar.com
Ketua Kwartir Nasional Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan materi mengenai deradikalisasi akan dimasukkan dalam Jambore Nasional yang digelar pada Agustus 2016. Menurut dia, sejumlah menteri akan memberikan materi deradikalisasi dalam jambore itu.
“Jelas (ada materi deradikalisasi). Menpora juga akan isi dan menteri terkait juga,” kata Adhyaksa seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana, Jumat, 5 Februari 2016.
Menurut Adhyaksa, materi deradikalisasi akan diberikan melalui Kursus Mahir Dasar dan Kursus Mahir Lanjutan. Menteri yang sudah pasti memberikan materi adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi.
Adhyaksa menilai program deradikalisasi sangat penting dimasukkan dalam kurikulum Pramuka. Program ini, kata dia, bertujuan untuk menangkal radikalisme dan paham ekstrem kiri dan kanan. Menurut dia, Pramuka harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi masalah kebangsaan, termasuk terorisme.
Selain deradikalisasi, Adhyaksa mengatakan materi jambore nasional juga berisi mengenai teknologi informasi. Menurut dia, teknologi informasi berkaitan erat dengan radikalisme. Paham radikalisme saat ini menyebar melalui teknologi. “Banyak anak-anak kita di daerah terpengaruh karena IT juga,” katanya. Materi mengenai ekonomi kreatif juga akan disampaikan dalam jambore nasional.
Jambore nasional rencananya akan digelar pada 14 Agustus mendatang. Kwarnas Pramuka mengundang Presiden Joko Widodo untuk membuka jambore tersebut. Acara akan digelar di Bumi Perkemahan Cibubur.
Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nachrawi mengatakan Presiden memberikan perhatian penting dalam acara jambore nasional tersebut. Menurut dia, Presiden sudah menginstruksikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro untuk menambahkan anggaran untuk pelaksanaan jambore dan anggaran rutin untuk Pramuka. “Dari anggaran rutin Rp 20 miliar dan Jambore Rp 15 miliar kami anggarkan,” katanya.(tempo/red)