Dalam lawatannya di Kantor Komisi Eropa di Brussels, Jumat (22/4/2016) Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sambutan spesial dari Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.
“Indonesia adalah mitra kunci dan strategis bagi Uni Eropa,” kata Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Komisi Eropa di Brussels.
Presiden Jokowi dan Presiden Komisi Eropa menyambut baik dengan telah dapat diselesaikananya Scoping Papers yang menjadi dasar Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Dengan selesainya Scooping Papers diharapkan agar negoisasi dapat segera dimulai.
Jokowi menjelaskan, mengenai perkembangan ekonomi Indonesia dimana pada triwulan terakhir tahun 2015 mencapai pertumbuhan 5,04 persen. Mendengar itu, Presiden Komisi Eropa memberikan komentar bahwa pertumbuhan yang dicapai oleh Indonesia merupakan pertumbuhan di atas Eurozone.
Presiden Joko Widodo harapkan FLEGT Licence dapat segera diterapkan. Presiden Joko Widodo juga sampaikan kekhawatiran atas diskriminasi dan kampanye hitam atas CPO Indonesia. Presiden menekankan “sustainability” adalah prioritas Indonesia.
Presiden Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa juga membahas isu krisis pengungsi yang dihadapi oleh Eropa saat ini. Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya mengatasi akar masalah isu migrasi ini.
Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden didampingi oleh Menteri Koorinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk UE Yuri O. Thamrin serta Direktur Kerjasama Intra-Kawasan Amerika Eropa Dewi Tobing.
Setelah pertemuan bilateral selesai, dilanjutkan dengan pernyataan pers bersama. Dalam pernyataan pers, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa hari ini Indonesia dan Uni Eropa telah mengambil satu langkah maju.
“Pembahasan scoping papers mengenai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), yang sempat terhenti bertahun-tahun, akhirnya dapat diselesaikan pada hari ini,” kata Jokowi.
Presiden menyatakan Scoping Papers ini akan menjadi dasar bagi negosiasi CEPA. Sehingga Presiden berharap negosiasi dapat segera dilakukan.
Presiden juga menekankan kesiapan Indonesia untuk segera melakukan negosiasi CEPA sejalan dengan komitmen Indonesia untuk menjadikan ekonomi Indonesia terbuka dan kompetitif.
“Dalam pertemuan saya dengan Kanselir Merkel dan PM Cameron minggu ini, keduanya juga telah memberikan komitmen agar negosiasi Indonesia-UE CEPA segera dimulai,” ujar Presiden Jokowi.
Bagi Presiden Jokowi, CEPA akan memperkuat perekonomian Indonesia dan negara-negara Uni Eropa yang kuat akan memberikan manfaat bagi semua pihak termasuk Indonesia. Dalam kaitan ini Presiden berharap Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa diharapkan kiranya FLEGT Licence dapat segera diberlakukan sebagai bentuk penghargaan bagi perdagangan kayu yang legal dan berkelanjutan.
Dalam pernyataan persnya, Presiden menjelaskan bahwa dalam pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa dibahas pula beberapa tantangan yang dihadapi dunia saat ini, antara lain pemberantasan ektremisme dan terorisme.
Presiden menyampaikan Indonesia merupakan cerminan bahwa Islam, demokrasi dan toleransi dapat berjalan seiring. Sebagai negara Muslim terbesar dan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk bekerjasama dengan Uni Eropamewujudkan dunia yang damai, demokratis dan toleran.(*)