GMT Pengaruhi Perilaku Hewan
Foto : Saat fenomena GMT, hewan menunjukkan perilaku unik. Sumber, istimewa.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi di 12 provinsi di Indonesia, ternyata tidak hanya menarik pemandangan manusia. GMT rupanya menimbulkan beberapa perubahan terhadap perilaku hewan.
Berdasarkan pengamatan Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI), hewan nokturnal atau hewan yang aktif pada malam hari mulai menunjukkan perilaku menyimpang, sebut saja hewan mamalia kecil, kukang.
Kukang menjadi salah satu hewan mamalia yang menunjukkan perilaku unik saat gerhana tiba, sebab kukang adalah hewan nokturnal dan menyangka malam kembali tiba karena kondisi tiba-tiba meredup. Lalu bagaimana dengan hewan jenis reptil? Perubahahan perilaku apa yang ditemukan?
Peneliti laboratorium herpetologi bidang zoologi Puslit Biologi LIPI, Evi Ayu Arida mengatakan kesimpulan yang didapat dari pengamatan beberapa jenis reptil pagi ini, ternyata hewan reptil seperti kura-kura, beberapa jenis ular dan biawak sama sekali tidak terpengaruh dengan perubahan intensitas cahaya akibat gerhana, melainkan suhu lingkungan.
“Sebagai informasi, reptil berbeda dengan burung dan mamalia, perilakunya hanya bergantung pada suhu, bukan bergantung dengan perubahan cahaya,” kata Evi di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong, Jawa Barat, Rabu (9/3).
Semisal, katanya, penelitian biawak dari Biak, hewan ini tidak terpengaruh dengan gerhana bahkan ketika cahaya mulai redup karena matahari tertutup bulan, biawak ini tidak tidur tapi semakin bereaksi dari sebelumnya.
“Yang berhasil diamati biawak dari Biak dia sangat aktif sekitar setengah jam, kita tidak tahu apa yang terjadi. Saat sering 06.20 WIB dia sudah aktif sudah manjat. Matahari bersinar dia semakin ingin naik,” jelasnya.
Selain itu, saat mengamati ular piton, kejadian serupa terjadi. Bahkan saat terjadi puncak gerhana ular ini tetap tidak melakukan pergerakan layaknya hewan nokturnal lain yang mulai aktif kembali.
“Ular piton, adalah hewan nokturnal. Kelihatan mereka tidak bergeming sehingga kita ambil kesimpulan, sebelumnya pukul 08.00 WIB tidak aktif menunjukkan perubahan,” ujar dia.
Untuk diketahui, saat gerhana datang, suhu panas mengalami penurunan 1 derajat celcius dari 25 derajat menjadi 24 derajat. Sedangkan kelembaban naik sekitar 10 persen menjadi 91 persen dari kondisi sebelumnya, 81 persen.(ist/dzi)