Vaksin Dianggap Melanggar Syariat, Warga Desa Ini Menolak Anaknya Divaksin

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memanggil Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana dan Kepala Desa Cisalada Endang Supriyadi.(Redaksi)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Kasus Difteri yang melanda dua rukun tetangga di Desa Cisalada Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menjadi perhatian khusus pemerintah daerah setempat. Hari ini Kamis (15/9/2016), Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memanggil Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana dan Kepala Desa Cisalada Endang Supriyadi ke rumah dinasnya di kompleks pendopo Purwakarta Jl Gandanegara No 25.

Perhatian khusus ini diberikan mengingat penyakit difteri telah lama hilang di Purwakarta. Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Purwakarta, kasus ini terakhir ditemukan di Desa Pasir Jambu, Kecamatan Maniis, pada Tahun 2007 silam. Kini, kasus tersebut kembali muncul di Purwakarta, tepatnya di Desa Cisalada Jatiluhur. Penyebab munculnya pun terbilang tidak biasa, yakni karena warga Desa setempat menolak vaksinasi gratis yang digagas oleh Dinas Kesehatan setempat.

Baca Juga  Jasa Tirta II Bantu Tim Covid-19 Kota Bekasi

Alasan penolakan tersebut membuat Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi penasaran, ia memanggil pihak terkait untuk mengkonfirmasi persoalan ini.

Kepala Desa Cisalada Endang Supriyadi dihadapan Bupati Purwakarta, menjelaskan bahwa aparat desa yang dia pimpin selalu melakukan sosialisasi aktif program imunisasi di wilayahnya. Bahkan, satu per satu rumah warga yang memiliki anak yang belum divaksin langsung didatangi oleh aparat dan petugas kesehatan.

“Kendalanya di wilayah kami ada fatwa salah satu tokoh agama yang menyatakan bahwa vaksin atau imunisasi ini haram, melanggar syari’at. Maka katanya, warga harus menolak vaksin ini,” Keluh Endang.

Baca Juga  DLH Purwakarta Imbau Warga Tak Sembarang Buang Masker Bekas

Menanggapi laporan tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi langsung menggelengkan kepala. Ia tidak habis pikir, mengapa salah satu program perlindungan kesehatan ini mendapat resistensi yang begitu besar, dengan dalih pemahaman salah satu agama. Menurut dia, imunisasi ini sebenarnya ditujukan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.

“Ini kan program nasional untuk perlindungan kesehatan masyarakat. Saya tidak habis pikir kalau karena ada pemahaman seperti ini masyarakat setempat malah menutup pintu rumah, mereka menolak imunisasi,” Imbuh Bupati yang akrab disapa Kang Dedi tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana, Karena imbauan penolakan vaksin oleh salah satu tokoh agama tersebut, persentase keberhasilan imunisasi di wilayah Desa Cisalada hanya mencapai 68 persen. Menurut dia, jumlah ini jauh dibawah rata-rata keberhasilan vaksin wilayah lain di Purwakarta.

Baca Juga  Pemkab Purwakarta Antisipasi Pergeseran Klaster Industri ke Keluarga

“Memang yang terjadi di daerah tersebut itu demikian, desa itu paling kecil persentasenya dibanding wilayah lain di Purwakarta,” Singkat Anne.

Virus difteri di Purwakarta telah menelan 6 korban, yang semuanya anak-anak. Satu korban, Ilham (6) dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Empat orang lainnya masih menjalani perawatan, sementara satu pasien dinyatakan sembuh total. Akibat kasus ini mencuat, kini warga Desa Cisalada mulai berbondong-bondong menuju Pusat Kesehatan Masyarakat untuk mendapatkan vaksin.(*)

Editor : Dicky Zulkifly