Purwakarta Indikator Keberhasilan Program KB di Jawa Barat
Foto : Sosialisasi Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Purwakarta, Kamis (14/12/17) kemarin.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jawa Barat menilai, Purwakarta salah satu kabupaten yang berhasil dan cukup maju dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB).
Kepala Bidang KB dan KR BKKBN Perwakilan Jawa Barat Drs Rahmat Mulkan MSi menyebut, salah satu tugas dari BKKBN yakni pengendalian penduduk. Dengan begitu, laju pertumbuhan penduduk (LPP) bisa terus ditekan.
“Sebab dampak dari LPP, selain angka kematian ibu dan anak tinggi juga angka kelahiran bayi. Di Jawa Barat sendiri, angka kelahiran masih tinggi yaitu hampir 321 per 100 ribu kelahiran,” jelas Rahmat pada acara Sosialisasi Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Purwakarta, Kamis (14/12/17) kemarin.
Purwakarta menurutnya jadi tumpuan dan indikator di Jawa Barat dalam keberhasilan program keluarga berencana dan pembangunan keluarga.
Sedangkan upaya dari para pelaku KB termasuk BKKBN dan DPPKB di Purwakarta, yakni dibawah 300. Selain upaya pengendalian, lanjut Rahmat, juga migrasi. Sehingga, secara jumlah, yang menjadi perhatian dan prioritas tetap saja dibing pengendalian disamping program keluarga berencana (KB) terus laksanakan secara rutin.
“Pengendalian penduduk tanpa keluarga berencana tetap saja tudak akan berjalan dengan optimal. Begitu pula dengan program lain, terutama program yabg sangat positif bagi pengurus PIK Remaja, dimana didalamnya juga ada ketahanan keluarga terdiri dari BKB, BKR dan BKL yang harus tetap dilaksanakan,” terang dia.
Sementara Drs Asep N Kusmayadi Plt Kepala DPPKB Purwakarta mengkhatirkan, para remaja di wilayah kerjanya terkontaminasi perkembangan teknologi canggih seperti penggunaan handpone dan gadget yang memiliki berbagai aplikasi.
Kekhawatiran tersebut sangat beralasan, mengingat saat ini perkawinan di usia dini mulai marak di sejumlah daerah.
“Ini tentu saja menjadi tantangan bagi para pejuang KB untuk terus melakukan sosialisasi terutama pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) dan bisa menunda usia perkawinan,” tutup dia.(TB)
EDITOR : DICKY ZULKIFLY