Perlukah Olahraga Selama Pandemi Memakai Masker?

Ilustrasi.

MENJAGA kebugaran tubuh adalah keniscacayaan. “Mens sana in corpore sano” adalah sebuah ungkapan yang lazim kita dengar. Ungkapan ini memiliki arti “di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”. Untuk mendapat tubuh dan jiwa yang sehat dan juga kuat, semua orang dituntut mengonsumsi makanan dan minumam yang sehat, serta rajin berolahraga.

Kata yang terakhir disebut, akan dibahas kali ini. Tentu, tanpa mengesampingkan betapa perlu dan pentingnya mengonsumsi makanan dan minuman yang menyehatkan bagi tubuh. Karena tanpa makan dan minum yang sehat, tubuh akan kehilangan energi, dan tak kuat menahan perubahan cuaca sampai serangan virus.

Lalu apa penjelasan olahraga dan manfaatnya menurut para ahli?

Berdasar referensi yang dihimpun, olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot dalam tubuh. Olahraga adalah cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.

Penelitian membuktikan, aktif bergerak setiap hari dapat menjauhkan dari risiko penyakit. Bertolak dari hal tersebut, olahraga dapat dikatakan sebagai obat, yang kemudian menginspirasi terlahirnya terapi olahraga (sport therapy).

Dilansir dari situs konimex.com, Profesor Pendidikan Olahraga dari Arizona State University Daniel Landers, menjelaskan beberapa manfaat olahraga terhadap kesehatan tubuh.

Prof Daniel menyebut, olahraga bisa meningkatkan kemampuan otak. Kok bisa?

Latihan fisik yang rutin, dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Hal ini terjadi karena olahraga dapat meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak.

Menunda Penuaan

Selain itu, olahraga juga dapat menunda proses penuaan. Riset membuktikan, latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di atas 65 tahun. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi, cukup berupa jalan kaki di sekitar rumah.

Mengurangi Stres

Olahraga juga dapat membantu mengurangi stres. Olahraga dapat mengurangi kegelisahan, bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu mengendalikan amarah. Latihan seperti aerobik dapat meningkatkan kemampuan jantung dan lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.

Daya Tahan Tubuh Meningkat

Olahraga juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Bagi yang senang melakukan olahraga (meski tak terlalu lama namun rutin dan dilakukan dengan santai, red), maka aktivitas tersebut bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin.

Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Endorphin adalah zat yang diproduksi kelenjar pituitari dan berada di bawah otak. Manfaat endorphin adalah sebagai penghilang sakit.

Baca Juga  Kabupaten Purwakarta Punya Sentra Vaksinasi Covid-19 Lansia dan Pralansia

Penelitian yang dibuat ilmuwan Skotlandia menunjukkan adanya perasaan enak setelah berolahraga antara 30 menit sampai 1 jam. Orang yang melakukan olahraga secara rutin dapat menghasilkan endorphin.

Endorphin juga dapat dihasilkan apabila seseorang mengalami rasa gembira. Suatu penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang tertawa maka akan merangsang saraf simpati untuk memproduksi endorphin yang dapat menghilangkan rasa sakit.

Olahraga setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, daya tahan tubuh meningkat, stres berkurang, dan memicu timbulnya perasaan bahagia.

Olahraga di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memaksa semua orang untuk tak lagi bebas beraktifitas. Mulai bekerja, bersosialisasi, termasuk berolahraga. Saat pandemi Covid-19, gerak-gerik semua orang mulai dibatasi. Keluar rumah wajib mengenakan masker, selalu menjaga jarak dan menghindari kerumunan sampai selalu membersihkan tangan dengan sabun.

Olahraga di masa pandemi juga tak lagi bebas dilakukan sebagaimana di waktu-waktu dunia ini dalam keadaan normal. Bahkan, beberapa ahli kesehatan tidak menyarankan untuk berolahraga di tempat-tempat yang terdapat kerumunan dan berudara tak segar.

Karena keluar rumah di masa pandemi Covid-19 ini harus memakai masker, lalu, apakah berolahraga di luar rumah harus selalu mengenakan masker?

dr H Agung Darwis Surjyaatmadja MKes menjelaskan, olahraga sejatinya menyehatkan bukan sebaliknya. Jika olahraga tersebut membuat tubuh tidak nyaman, maka disarankan untuk tidak dilakukan. Semisal, olahraga berat bagi orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu sambil mengenakan masker.

“Saat berolahraga, kita memerlukan asupan udara atau oksigen yang bersih dan segar. Saat memakai masker, kita tidak lagi bisa menghirup udara secara leluasa. Saat berolahraga, biasanya tubuh memerlukan lebih banyak oksigen karena tubuh dipacu membakar lemak dan menggerakkan otot berlebih,” kata dokter Agung.

Direktur Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini, menyarankan, olahraga sebaiknya dilakukan tanpa mengenakan masker. Tapi, dengan beberapa syarat. Olahraga dilakukan di tempat terbuka, berudara bersih dan segar, dan tanpa adanya kerumunan. Tapi, dokter Agung ragu akan keputusannya ini. Lagi-lagi, pandemi Covid-19 memaksa semua orang untuk tak main-main dalam mengambil keputusan. Memakai masker saat keluar rumah adalah wajib.

“Kesempatannya sedikit untuk berolahraga tak memakai masker saat masa pandemi Covid-19, bahkan mungkin tak ada. Olahraga tanpa memakai masker mungkin bisa dilakukan di pantai, di taman kota, atau di sekitaran rumah, yang tidak ada kerumunan. Selain itu, saya tidak menyarankan. Dari pada kita mengorbankan tubuh kita terancam virus corona saat berolahraga, lebih baik lakukan olahraga yang sesuai dengan masa pandemi,” ujar dr Agung, Senin (19/10/2020).

Baca Juga  Dinkes Purwakarta Antisipasi Penyebaran Virus Corona

Seperti yang banyak disarankan oleh para ahli kesehatan, olahraga yang aman selama pandemi bisa dilakukan di rumah dibantu peralatan olahraga yang memadai.

“Karena berdasar pengalaman saya, olahraga ada beberapa tingkatan, mulai ringan, sedang sampai berat. Yang memungkinkan dilakukan saat ini, adalah olahraga-olahraga ringan yang bisa kita lakukan di rumah,” kata dr Agung.

Kasus Viral, Dua warga Semarang Meninggal Saat Olahraga Memakai Masker

Dua warga Semarang, Jawa Tengah dinyatakan meninggal dunia setelah mengalami sesak napas karena bersepeda menggunakan masker. Kabar ini sempat menggegerkan publik, apakah berolahraga menggunakan masker itu berbahaya bagi kesehatan tubuh?

Melalui pesan berantai itu, disebutkan bahwa saat bersepeda orang itu menghirup CO2 saat memakai masker.

Kabar itu langsung diklarifikasi. Melansir Antara News, pihak kepolisian menyampaikan, pesepeda meninggal karena serangan jantung, bukan karena pakai masker sebagaimana kabar yang viral.

Berdasarkan informasi, dokter sudah memastikan bahwa korban meninggal karena serangan jantung. Hal ini sudah disampaikan pihak keluarga bahwa korban memang punya riwayat jantung.

Namun, kabar itu jadi membuat semua pihak berpikir, apakah aman memakai masker saat berolahraga? Kondisinya jelas, pada masa pandemi seperti ini, masker adalah satu benda yang wajib dipakai.

“Intinya, saat masa pamdemi ini kita harus melakukan penyesuaian. Olahraga juga harus disesuaikan dengan kondisi diri kita dan lingkungan. Jika tubuh kita memiliki riwayat penyakit tertentu, maka olahraga yang mesti dilakukan tidak mengancam keselamatan tubuh kita karena penyakit tersebut,” papar dr Agung.

3 Pelajar di Tiongkok Meninggal Akibat Pakai Masker saat Kelas Olahraga

Sementara itu, kasus meninggal dalam keadaan olahraga pakai masker juga terjadi di Tiongkok. Sebanyak tiga pelajar dikabarkan meninggal ketika menjalani jam pelajaran olahraga dengan menggunakan masker.

Dikutip dari klikdokter.com melansir NHK, kejadian itu terjadi di Zhejiang, Henan, dan Hunan antara pertengahan hingga akhir April lalu.

Menurut laporan, ketiga pelajar yang mengenakan masker tersebut pingsan dan meninggal di tempat ketika melakukan lari jarak jauh dan bentuk olahraga lainnya. Salah satunya dilaporkan mengenakan masker medis tipe N95.

Selama ini diketahui bahwa masker N95 hanya untuk yang sifatnya medis. Sementara, kalau dipakai untuk olahraga memang berbahaya.

Baca Juga  Atalia Tinjau Beberapa Titik Gebyar Vaksinasi Jabar Juara

“Penggunaan masker N95 tidak disarankan sejak awal bagi yang beraktivitas harian normal. Masker kain sudah cukup untuk digunakan,” kata dr Agung.

Kesimpulannya, pakai masker saat olahraga mengancam keselamatan sampai kematian atau tidak?

Hal ini membuat banyak orang jadi takut kalau mau ke luar rumah untuk olahraga. Mereka takut terjadi hal yang tidak diinginkan selama berolahraga memakai masker. Sementara, pemerintah mewajibkan masyarakatnya saat keluar rumah untuk menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan dengan sabun).

Menurut dr Agung, sebenarnya penggunaan masker selama olahraga tidak sampai menyebabkan kematian.

Namun, ia menjelaskan bahwa sebenarnya berolahraga menggunakan masker memang membuat napas menjadi susah. Pertukaran oksigen di dalam tubuh jadi tidak maksimal.

“Tidak sampai meninggal juga, tapi kalau pakai masker umumnya napasnya jadi susah. Pertukaran oksigen tidak maksimal, akibatnya bisa pusing, sesak, mulai kesemutan. Itu tandanya tubuh kekurangan oksigen,” ujar dr Agung.

Artinya, menggunakan masker wajib saat beraktivitas di luar rumah, termasuk berolahraga. Hanya saja, jangan sampai masker membuat penggunanya justru celaka.

Kenali Intensitas Olahraga yang Akan Dilakukan

Dalam hal berolahraga memakai masker, harus memerhatikan intensitas olahraga yang dilakukan. Ini dijelaskan oleh ahli kedokteran olahraga, dr Michael Triangto, SpKO, seperti dikutip dari klikdokter.com.

dr Michael menjelaskan bahwa sebelum berolahraga setiap orang mesti tahu tujuan dari olahraga tersebut.

Bila untuk sehat, boleh melakukan olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang. Aktivitas ini tidak akan terganggu dengan penggunaan masker sesuai dengan peraturan PSBB.

Sementara itu, tidak dilarang untuk olahraga berat. Hanya saja, harus dilakukan di rumah sehingga tidak perlu memakai masker.

“Yang perlu dipahami benar adalah olahraga berintensitas berat hanya untuk atlet yang mau bertanding, sehingga tujuan kesehatan bukanlah menjadi prioritas utama mereka,” ungkapnya.

Dokter Michael juga menyoroti penggunaan masker N95 dalam berolahraga. Menurutnya, itu salah kaprah karena masker jenis ini tidak untuk berolahraga.

Cara Olahraga Sambil Pakai Masker yang Aman

Jika tetap ingin berolahraga dengan nyaman pakai masker, tips yang bisa dilakukan adalah memakai masker yang tetap bisa membuat penggunanya bernapas.

Mengingat, masker ini bisa membantu penggunanya tetap terjaga dari virus tapi tetap nyaman digunakan untuk olahraga. Kesimpulannya, keluar rumah wajib memakai masker, termasuk berolahraga.(dik)