Perdana, RSUD Bayu Asih Purwakarta Luncurkan Layanan Operasi Katarak Tanpa Sayatan
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, membuka layanan baru khusus penyakit mata. Yakni, operasi katarak dengan metode tindakan tanpa sayatan.
Direktur Utama RSUD Bayu Asih, dr Tri Muhammad Hani menjelaskan, layanan operasi katarak yang baru diluncurkannya ini menggunakan teknologi Phaco Emulsifikasi.
“Ini layanan baru yang mulai kami luncurkan hari ini,” ujar pria yang karib disapa dr Hani itu, Sabtu 12 Oktober 2024.
Hani menuturkan, layanan operasi katarak di RSUD Bayu Asih sebenarnya sudah ada sejak lama. Hanya saja, dulu masih memakai metode konvensional atau dengan tindakan sayat. Namun, kali ini tindakan yang dilakukan melalui teknologi Phacoemulsifikasi.
“Phacoemulsifikasi ini merupakan teknik operasi katarak modern dengan cara melunakan dan mengeluarkan lensa katarak untuk kemudian diganti dengan lensa buatan,” jelas dia.
Menurut dia, dengan metode modern ini tindakan operasi terhadap pasien katarak tidak memakan waktu lama. Yakni, kurang dari satu jam. Selain itu, proses pemulihannya pun hanya dua pekan.
“Pasien cukup berbaring. Kurang lebih setengah jam lensa kataraknya bisa terangkat. Proses pemulihan kurang lebih dua pekan. Pasien cukup kontrol saja sepekan sekali yang dilayani oleh dokter mata yang saat ini terdapat dua dokter spesial mata.
Sebagai informasi, Hani juga menambahkan, katarak merupakan penyakit mata yang mengganggu penglihatan.
Dengan adanya layanan baru ini, pihanya berharap pelayanan kesehatan di RSUD Bayu Asih lebih maksimal.
“Kami siap membantu untuk mengobati para penderita katarak,” tegas dia.
Lebih lanjut Hani menyampaikan, operasi katarak di RSUD Bayu Asih tidak hanya berlaku bagi pasien. Melainkan, juga melayani para pasien BPJS. Untuk pasien BPJS, operasi katarak ini tidak dipungut biaya alias gratis karena dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Kalau melalui jalur pasien umum, biayanya bervariasi, tetapi rata-rata sekitar Rp 4-5 juta,” ujarnya.
Sejarah RSUD Bayu Asih yang Merupakan Rumah Sakit Peninggalan Belanda
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta, awalnya didirikan pada tahun 1925 di Jl Cipaisan, yang saat ini menjadi bangunan SMPN 4 Purwakarta.
Bayu Asih dibangun pada akhir masa pemerintahan Bupati Karawang di Purwakarta, R.T.A. Gandanegara dan awal pemerintahan Bupati Karawang di Purwakarta, R.A.A. Soeriamihardja.
Namun, karena pada tahun 1927 mengalami kebakaran, maka pemerintah saat itu memikirkan kembali pembangunan rumah sakit ini. Kemudian, Bayu Asih dipindahkan lokasinya ke Jl Raya Purwakarta Utara, yang di kemudian hari menjadi Jalan Raya Jenderal Sudirman Purwakarta dan sekarang menjadi Jalan Raya Veteran Purwakarta.
Adapun lokasi lama bekas rumah sakit itu sering disebut Rumah Sakit Heubeul (Lama) yang kemudian dijadikan lokasi rumah miskin, Sekolah Kejuruan Kepandaian Putri (SKKP) Negeri, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas (SKKA), Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) dan akhirnya menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Purwakarta.
Dan dari beberapa peta kuno Purwakarta yang ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia di Jakarta, ternyata di lokasi tersebut disebut sebagai Hospital atau Ziekenhuis.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta sebenarnya merupakan rumah sakit tua, dibangun atas prakarsa dan kebutuhan warga masyarakat Purwakarta.
Kemudian, pada hari Sabtu tanggal 18 Oktober 1930 pukul 09.00 WIB, diresmikan oleh Gubernur Jenderal Jhr. Mr. Dr. Andries Cornelis Dirk van de Graeff yang didampingi oleh Residen Hr. A. Sangster, Bupati Karawang di Purwakarta R.A.A. Soeriamihardja.
Turut hadir, tokoh-tokoh penting lainnya yakni Hr. Slotemaker de Bruine, Pendeta O.E. van der Brug, dr. W.J.L. Bake, dr. Wimmel dan dr. F.J. Bosman (Zend.Arts) dan Suster Kepala Zr. H. Hazewindus.
Acara pengguntingan pitanya sendiri dilakukan oleh isteri Gubernur Jenderal Ny (Freule) Londa Andries Cornelis Dirk van de Graeff dengan disaksikan oleh Ny. Bremmer dan Ny. Van Wijk.