Dua Tahun Sakit Tumor sampai Berhenti Sekolah, Andini Belum Dapatkan Perhatian Pemerintah

Foto : Yuniar Triandini (9), siswi sekolah dasar (SD) di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, terpaksa berhenti sekolah karena diserang tumor ganas yang menjalar hampir ke seluruh tubuhnya, termasuk bagian wajah.(Yopi Setyabudi – headlinejabar.com)

DEPOK, headlinejabar.com

Yuniar Triandini (9), siswi sekolah dasar (SD) di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, terpaksa berhenti sekolah karena diserang tumor ganas yang menjalar hampir ke seluruh tubuhnya, termasuk bagian wajah.

Kini, Andini begitu biasa dipanggil hanya terbaring lemas. Sebelah matanya tidak bisa melihat lagi, karena tertutup oleh tumor yang membesar. Sehari-hari dia hanya bisa merintih kesakitan. Sudah dua tahun Andini terbaring di tempat tidur rumahnya yang sangat sederhana di RT 05 RW 06, Bedahan, Kecamatan Sawangan Kota Depok. Dua tahun pula Andini nyaris tidak mendapat penanganan medis.

Baca Juga  Januari-April 2023, BPJamsostek Purwakarta Cairkan JHT Sebanyak Rp92 Miliar

Tidak satupun aparat Pemerintah Kota Depok datang menjenguk, kecuali aparat dari Polsek dan Koramil Sawangan. Padahal, Wahyudi (43), orangtua Andini sangat berharap ada uluran tangan dari pemerintah, karena merasa tidak sanggup untuk membayar biaya pengobatan. Padahal tidak jauh dari rumahnya ada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok.

Menurut Wahyudi, tumor yang kini menutupi sebagian besar tubuh Andini berawal dari sebuah benjolan kecil. Tapi ketika dicek di Puskesmas, baru ketahuan kalau benjolan itu adalah tumor ganas. Wahyudi mulai panik. Tidak menyangka kalau itu tumor.  Dia tidak punya uang untuk biaya berobat. Sehari-hari Wahyudi bekerja sebagai Satpam di Perumahan Puri Anggrek Mas, Sawangan, Depok.

Baca Juga  Nyawa Penderita Stroke Masih Bisa Selamat Dalam 3 Jam

Suatu kali muncul ide untuk memposting foto anaknya di whatApps  (WA) dengan harapan ada yang prihatin dan memberikan bantuan. 

“Alhamndulilah WA saya banyak yang merespon dan mengirimkan uang,” kata Wahyudi.

Dana itu kemudian dijadikan biaya operasi di RSFatmawati Jakarta pada Agustus 2015.  

“Untuk biaya operasi pertama tahun 2015, mencapai Rp125 juta,” kenang Wahyudi. 

Baca Juga  Positif Tembus 325 Orang,  GTPP Covid-19 Purwakarta: Bantu Kami dengan 3M

Sehabis operasi, bukannya sembuh ternyata tumor masih bersarang di tubuh anaknya sampai kini. 

“Tumor di kepalanya  malah makin besar sehingga menganggu penglihatan mata kirinya,” jelasnya.

Wahyudi, dan istrinya, Sutinah,  kini hanya bisa pasrah. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Satu-satunya yang dia harapkan hanyalah uluran tangan dari masyarakat, perhatian dari pemerimtah, terutama Walikota Depok Mohammad Idris‎.(*)


Editor : Dicky Zulkifly