Solusi Dedi Mulyadi untuk Rumah Deret Gintungkerta Karawang

Foto : Solusi Dedi Mulyadi untuk Rumah Deret Gintungkerta Karawang.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Sebanyak 92 kepala keluarga terpaksa harus tinggal di tanah desa milik Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Padahal, seluruh kepala keluarga tersebut merupakan warga asli setempat yang lahir dan tinggal di kawasan tersebut.

Berdasarkan pantauan, rumah yang berderet tepat di sekitar lapangan sepak bola itu berukuran 3×5 m2. Rumah-rumah tersebut jauh dari kategori layak huni karena berdinding triplek dan beratap terpal.

“Kami warga asli sini, asli Klari, tapi tidak memiliki tanah sama sekali. Ini semuanya tanah desa. Ya, tadinya ada yang karena dijual, ada yang karena digusur,” ungkap Aceng (60), salah seorang warga, Kamis, (15/2).

Baca Juga  Pilkades Serentak Purwakarta 16 Oktober 2021

Ketua Rukun Tetangga setempat, Nurhasan saat dimintai keterangan mengatakan, seluruh rumah deret itu berjumlah 60. Jadi, dalam satu rumah dihuni oleh sekitar 2 bahkan sampai 3 kepala keluarga.

“Karena warga asli sini saja mereka diberikan keleluasaan. Dalam satu rumah itu mereka ada yang dua sampai tiga KK,” katanya.

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di lokasi tersebut mengatakan pihaknya akan membereskan masalah tersebut secepatnya. Ia mengaku kenal baik dengan Bupati Karawang sehingga bisa menjalin komunikasi terkait masalah itu kapan pun.

Baca Juga  Wakuncarnya Jangan Kelamaan, Nanti "Dikawinin"

“Gak usah nunggu jadi wakil gubernur. Besok saya ketemu Bu Cellica,” tegasnya.

Konsepnya menurut Dedi, rumah-rumah di tempat tersebut akan ditata sedemikian rupa agar layak huni. Biaya sebesar Rp20 Juta per rumah ia nilai cukup untuk melakukan penataan.

“Saya kira gak mahal kok, sepertinya Rp20 Juta cukup per rumah. Harga tanah disini juga tidak terlalu mahal,” ujarnya.

Baca Juga  Puluhan Kendaraan Terjaring Razia Lodaya di Pabuaran Subang

Ruangan dalam rumah yang dibutuhkan oleh warga di tempat tersebut pun menurut Dedi tidak terlalu banyak. Tiga ruangan untuk kamar mandi, dapur dan tempat tidur ia nilai sudah cukup.

“Tidak perlu ruangan spesial, yang penting layak buat mereka,” katanya.

Kejadian serupa memang banyak terjadi di wilayah Jawa Barat. Karena itu, Dedi berharap pemerintah kabupaten/kota setempat untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.

“Pokoknya, besok saya ketemu Bu Cellica untuk menyelesaikan masalah ini,” pungkasnya.