Plered dan Tegalwaru Sumbang Data Orang Gila Terbanyak di Purwakarta

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berbincang dengan seorang pengidap gangguan jiwa yang dirawat di Panti Rehabilitasi Sosial Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya.(dokumen)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi membuka data terbesar penyumbang kelompok pengidap gangguan jiwa, berasal dari Kecamatan Plered dan Tegalwaru. Uniknya, faktor penyebab kasus gangguan jiwa bukan disebabkan masalah ekonomi.

“Masalah genetik. Keturunan,” kata Dedi menjawab pertanyaan wartawan dalam pertemuan di Rumah Dinas Bupati Purwakarta, Jl Gandanegara No25, Rabu (9/11/2016).

Baca Juga  MUI Keluarkan Fatwa Haram KSP Pandawa Mandiri Group

Dedi menyebut kondisi alam di Purwakarta cukup baik. Demikian dengan kondisi infrastruktur dan unsur-unsur perekonomian yang lain.

“Orang gila itu susah sembuh. Kalau dirawat di rumah sakit tidak efektif, biayanya mahal dan telat ngasih obat saja, kambuh,” tutur dia.

Sayembara orang gila yang ia buka untuk memacu tindakan cepat dalam menyisir keberadaan orang gila. Mulai dari tingkat RT RW, desa sampai kabupaten.

Baca Juga  Hasil Muscab Organda Purwakarta Dinilai Cacat Hukum

“Semua akan dikirim ke Panti Rehabilitasi SosialĀ  Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya. Kita siapkan anggaran Rp1 miliar, tenaga medis untuk mengurus mereka sampai sembuh,” kata Dedi.

Berkenaan masalah genetik, Dedi berupaya menggelar pemeriksaan kesehatan terhadap warga yang akan menikah. Baik dalam maupun luar Purwakarta.

“Mesti ada keterbukaan. Untuk mencegah orang gila,” tutur dia.

Baca Juga  Tangkal Pungli, Disdukcatpil Karawang Pangkas Administrasi Birokrasi

Kabid Yankes Dinkes Purwakarta
Rudi Hartono menambahkan, operasional biaya pengobatan orang gila cukup mahal.

“Rp117 juta klaim dari RS Cisarua sejak Juni 2015 sampai hari ini. Data untuk mengobati sebanyak 50 pasien,” tambah Rudi.

Reporter : Rosad Nurdin
Editor : Dicky Zulkifly