Petani Tolak Keras Zero KJA Waduk Jatiluhur
Foto : Petani yang tergabung dalam Paguyuban Pembudidaya Ikan (PPI)-Maju Bersama (MBs) menolak keras kebijakan Zero KJA di Waduk Jatiluhur.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Petani Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Jatiluhur yang tergabung ke dalam Paguyuban Pembudidaya Ikan (PPI)-Maju Bersama (MBs) menolak keras kebijakan Zero KJA yang saat ini tengah diwacanakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, Jawa Barat.
Istilah Zero KJA sendiri mengacu pada penertiban dan pembersihan Waduk Jatiluhur sehingga tidak ada lagi KJA, alias benar-benar nol. Kebijakan Zero KJA yang merupakan usulan bupati ini otomatis menggugurkan kebijakan sebelumnya terkait pembersihan KJA di Waduk Jatiluhur yang dibatasi sebanyak 4 ribu KJA saja.
Ketua PPI KJA Jatiluhur H Yana Setiawan didampingi Ketua Maju Bersama (MBs) H Aa Sumarna menegaskan, seluruh petani KJA sudah satu suara menolak keras wacana Zero KJA.
“Kami mohon kepada Bupati untuk dipikirkan kembali, ditinjau ulang (kebijakan Zero KJA, red). Ini menyangkut kehidupan dan penghidupan masyarakat,” kata Yana yang diamini Aa, kepada wartawan baru-baru ini.
Petani sangat mendukung program penertiban KJA yang tengah berlangsung hingga saat ini. “Namun kalau sampai zero (nol) kami dengan tegas menolaknya. Tolong dipertimbangkan kembali,” ujarnya.
Jika alasannya keberadaan KJA dapat menurunkan kualitas air di Waduk Jatiluhur, kata dia, itu sangat tidak masuk akal. “Sungai Citarum yang memiliki hulu di Kaki Gunung Wayang di Selatan Bandung, sudah tercemar sejak melewati berbagai kawasan industri dan pabrik yang seenaknya membuang limbah ke sungai,” katanya.
Pakan yang diberikan kepada ikan di KJA itu, sambung Yana, bukanlah pakan asal-asalan namun sudah menempuh uji teknologi. “Pakan ini mampu menggemukkan ikan dalam waktu tiga bulan. Ada pun anggapan pakan menjadi biang sedimentasi dan pencemaran di Waduk Jatiluhur itu hanya lah anggapan dan perlu diuji kebenarannya,” ujarnya.
Lebih lanjut Yana menambahkan, ikan asal KJA Jatiluhur memasok sebesar 100 ton kebutuhan ikan nasional per harinya. “Perputaran uang di sini mencapai Rp2 miliar per hari, apa iya langsung disetop begitu saja dengan adanya kebijakan Zero KJA ini,” kata dia.
Senada diungkapkan Ketua MBs Aa Sumarna. Aa mengingatkank, keberadaan KJA sudah ada sejak 1988 lalu. “Warga di sini sudah merelakan tanahnya, warisannya, untuk kepentingan pembuatan waduk jatiluhur. Adalah sangat wajar bila generasi penerusnya memanfaatkan keberadaan Waduk Jatiluhur dengan menjadi petani KJA,” ujarnya.
Jangan lupa juga, sambung AA, bila petani KJA ini juga merupakan lumbung suara ketika bupati mencalonkan diri saat Pilkada lalu. “Kami tegaskan seluruh petani KJA di Zona 1 Ubrug dan sekiatrnya, Zona 4 Citerbang, Tegalaja, dan sekitanya, Zona 5 Pasirlaya, Pasirkole, Galumpit, Sukasari, dan sekitarnya, hingga Luar Zona Ciririp dan sekitarnya, telah sepakat menolak keras Zero KJA,” ucapnya.
Sikap selanjutnya, sambung dia, pihaknya akan mengajukan audensi dengan Bupati Purwakarta untuk dapat berdialog secara langsung. “Kami berharap jalur musyawarah yang kami usahakan ini dapat mengetuk hati bupati, dapat didengar, sehingga kebijakan Zero KJA bisa dibatalkan,” ucapnya.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta Sri Wuryasturati mengatakan, Zero KJA didasari atas berbagai pertimbangan, salah satunya kualitas air yang semakin menurun.
“Pemkab Purwakarta dan PJT II Jatiluhur kini tengah mengadakan usaha menjernihkan kembali air di Waduk Jatiluhur. Ini harus ada tindakan nyata, di antaranya menertibkan keberadaan KJA melalui kebijakan Zero KJA dengan waktu enam bulan harus sudah terlaksana,” kata Kadis yang akrab dipanggil Ita ini.
Sebagai langkah awal, kata Ita, akan dibentuk tim gabungan di mana masing-masing tim memiliki tupoksinya. “Pada prosesnya kita akan bertemu dengan para petani KJA untuk sosialiasai awal,” ujarnya.
Ita mengingatkan, mengamankan Jatiluhur sama dengan mengamankan Indonesia. “Pasalnya Jatiluhur ini memiliki peran vital sebagai pemasok air minum bagi ibukota, termasuk pasokan listrik Jawa Bali,” ucapnya.
EDITOR : DICKY ZULKIFLY