Peringati Sumpah Pemuda, Dua Komunitas Ini Bedah Film ‘Punk Masuk Desa’

Foto : Peringati Sumpah Pemuda, Dua Komunitas Ini Bedah Film ‘Punk Masuk Desa’

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Komunutas Effigy City Grinding Punk dan Perpustakaan Jalanan menggelar bedah film “Punk Masuk Desa” dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda ke-90 tahun. Bedah film bertujuan untuk menginspirasi pemuda agar dapat menghidupkan mimpi melalui cara-cara yang mandiri.

“Sesuai dengan passion (gairah)-nya seperti apa yang telah diteladani oleh Faisal Riza beserta kawan sebagai pembuat film ini. Harapan kami setelah bedah film ini tentu ingin menciptakan dampak positif terhapad pemuda,” kata nara sumber pembedah film Punk Masuk Desa, Rizki R Adi, Sabtu (3/11/2018) malam tadi.

Baca Juga  Lapak Tenda Pedagang Pasar Rebo Purwakarta Dibongkar

Utamanya mengajak kepada pemuda agar dapat membangkitkan gairah ekonomi kreatif.

“Selama ini hampir sebagian besar cita-citanya hanya sebatas untuk menjadi seorang buruh. Tentu sebagai putera daerah, itu menjadi sebuah hal yang ironi,” kata Rizki.

Ketua Komunutas Effigy City Grinding Punk Anggar Guntaera menambahkan, selain bedah film, dalam kegiatan tersebut juga mengkampanyekan literasi.

Baca Juga  Sebelum Paripurna, Ketua DPRD Depok Bicara Kisruh PPDB sampai Transmart tak Berizin

“Tapi misi kami kali ini bukanlah meningkatkan minat baca melainkan kami ingin mengajak semua elemen untuk meningkatkan kualitas baca. Tujuannya jelas agar masyarakat dapat dengan cerdas mencerna opini-opini yg tersaji di publik,” terang Anggar.

Anggar menyebut, acara ini adalah bentuk perlawanan yang nyata dari pemuda terhadap HOAX. Apalagi menjelang pemilu dewasa ini, informasi bohong riskan memecah belah bangsa.

Baca Juga  Bupati Purwakarta Dianugerahi Penghargaan Kepala Daerah Perempuan Inspiratif

“Pemuda harus cerdas, banyak orang tak bertanggung jawab mengandalkan berita-berita HOAX untuk menjatuhkan lawan politiknya,” kata Anggar.

Salah satu pemuda yang turut andil, R Faturrahman Kusumah menjelaskan, kaum muda saat ini tinggal memantapkan dan memantaskan diri untuk terlibat dalam kepribadian mandiri.

“Salah satunya menghidupkan pribadu entrepreneurship atau wirausaha di wilayah ekonomi kreatif. Karena dengan ini satu-satunya cara membangun dunia pemuda yang mandiri,” tutup Fatur. (dik/eka)