Pemuda Citalang: Masyarakat Lapar, Pemkab Purwakarta Santai Atasi Covid-19
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Pemuda Citalang Rizki R. Adi angkat bicara lagi soal sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta yang dinilai terlalu santai dalam penanggulangan awal Covid-19.
Rizki menilai, terlihat ketidaksiapan pada saat kasus melonjak tinggi. Padahal, kasus lonjakan Covid-19 tidak semata-mata buah dari efek hari raya Idul Fitri semata.
“Apa yang dilakukan pemda pada saat itu membuka sebagian tempat wisata agar para warga yang berasal dari luar daerah namun telah tinggal di Purwakarta baik yang bekerja, pendidikan atau berniaga tidak jenuh, dan bisa berwisata di Purwakarta, namun sepertinya ini menjadi boomerang,” kata Rizki, Selasa (6/7/2021).
Penting untuk memikirkan seluruh aspek dan tidak menganggap sepele dengan pos alokasi anggaran untuk penanganan secara general Covid-19 di Kabupaten Purwakarta sebesar Rp64,5 miliar.
“Sesuai dengan apa yang diterbitkan oleh salah satu media online pekan lalu,” katanya.
Dalam hal kekurangan alat pelindung diri (APD) petugas pemakaman dan petugas desinfeksi saat ini, merupakan contoh melesetnya perhitungan pemda dalam mempersiapkan diri dalam menanggulangi Covid-19.
“Di sisi lain masyarakat mengeluh dengan penerapan PPKM darurat yang baru beberapa hari diterapkan. Mulai dari kesulitan mencari rezeki karena adanya pembatasan mobilisasi,” ujar Rizki.
Sayangnya, lagi-lagi Pemkab Purwakarta, seolah-olah sepenuhnya menyalahkan masyarakat. Padahal masyarakat bukan sepenuhnya tidak percaya Covid-19 atau sengaja membandel seperti apa yang dikatakan.
“Namun, informasi yang didapat sekarang ini memang ambigu contoh ketidak singkronan keterangan warna (zona) pada data yang disebarkan oleh Dinkes dan Diskominfo melalui media sosial resmi pada Minggu tanggal 4 Juni 2021,” katanya.
Selain itu juga banyak warga yang mengaku bahwa sulit untuk berdiam di rumah sedang perut terasa lapar. Artinya, pemerintah juga harus memberi jaminan hidup kepada masyarakat yang betul-betul terdampak atas pandemi dan kebijakan ini.
“Dan tak lupa melansir dari beberapa pemberitaan nasional bahwa adanya mobilisasi warga negara asing yang masuk ke RI, seolah tidak kapok,” ucap Rizki.
Padahal, kata Rizki, varian baru Covid-19 yang ganas itu mulanya dari luar. Pemerintah pusat dan daerah seolah terlihat tidak kompak sama halnya dengan Pemda Purwakarta seolah bekerja masing-masing sehingga banyak miss, sepele tapi fundamental untuk hal sosialisasi dan edukasi.
“Namun, saya ingin tegaskan, untuk masyarakat jangan terlalu bergantung kepada pemerintah. Bagi yang mampu mari lakukan donasi dan gotong royong untuk membantu sesama dan tak lupa bagi yang terpaksa harus keluar maka perketat protokol kesehatan, jangan bermain main dengan api. Semoga kepada seluruh yang berjuang di tengah pandemi ini diberikan kesehatan,” ujar Rizki.(dik)